Malang, (Antara Jatim) - Universitas Brawijaya (UB) Malang menerima bantuan tunai untuk pengembangan pendidikan sebesar Rp500 juta dari PT Hutama Karya (Persero) dan PT LEN Industri (Persero).
Bantuan tersebut diserahkan di sela kuliah tamu yang disampaikan oleh sejumlah Direktur BUMN dalam program "BUMN Hadir di Kampus" yang diikuti sekitar 1.500 mahasiswa UB Malang, Jawa Timur, di GOR Pertamina kampus setempat, Sabtu.
Direksi BUMN yang memberikan kuliah tamu tersebut adalah Direktur PT Hutama Karya (Persero) Gusti Ngurah Putra, Direktur PT LEN (Persero) Zakky Gamal Yasin, dan Direksi PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Selain bantuan ntuk pendidikan sebesar Rp500 juta dari PT HK dan PT LEN, UB juga menerima bantuan ssebesar Rp100 juta dari PT RNI dan HK yang peruntukannya guna menunjang kegiatan kemahasiswaan dan program-program eksekutif mahasiswa (EM).
Wakil Rektor (WR) III UB Prof Arief Prajitno mengatakan bantuan tersebut akan digunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana kampus sebagai penunjang peningkatan kualitas pembelajaran dan kegiatan perkuliahan.
"Dana bantuan ini akan kami gunakan untuk menambah sarana dan prasarana kampus, sepeti membangun lapangan voli 'indoor'. Lapangan ini diharapka dapat menunjang peningkatan dan pengembangan potensi atlet ataupun olahraga yang ada di kampus," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Hutama Karya (Persero) Gusti Ngurah Putra mengemukakan ada tiga prinsip sukses dalam bekerja, yaitu pengetahuan, integritas, dan kerja keras.
"Sekolah beda dengan bekerja, kalau sekolah tidak lulus bisa mengulang, tapi kalau gagal bekerja ada konsekuensi yang harus ditanggung terutama berhubungan dengan etos kerja dan performance," paparnya.
Ia menambahkan generasi muda saat ini tingkat pengetahuannya jauh lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan generasi masa lampau. Sedangkan integritas berkaitan dengan kejujuran dan konsistensi terhadap tindakan yang diambil.
Selain itu, lanjutnya, satu hal yang tidak bisa dipisahkan adalah kerja keras. Ketika dua hal sudah dilakukan, namun tidak ada kerja keras, tidak akan ada hasilnya.
"Oleh karena itu, di Hari Sumpah Pemuda ini menjadi patriot, pemuda tidak menghadapi penjajah dengan bambu runcing, tapi harus punya kreativitas yang menghasilkan strategi mengubah yang tidak pasti menjadi pasti," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Kementrian PDTT Prof Erani Yustika mengatakan pemuda saat ini harus mampu menjaga bingkai sumpah pemuda yang bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia.
"Mahasiswa harus turun ke desa. Kita membangun Indonesia seharusnya mulai dari pinggiran, tapi kenyatannya tidak. Membangun Indonesia dari pinggiran itu layaknya memperkuat kaki sebuah negara," ucapnya.
Erani menggambarkan Indonesia pernah mengalami masa-masa kesuksesan, seperti dinobatkan menjadi negara yang cepat berubah dari importir menjadi eksportir beras. "Harapannya ke depan, Indonesia kembali berjaya di bidang apapun, tak terkecuali sebagai lumbung pangan dunia," katanya.(*)
PT HK-LEN Bantu Universitas Brawijaya Rp500 Juta
Sabtu, 28 Oktober 2017 20:37 WIB