Jember (Antara Jatim) - Pakar pendidikan yang juga Associate Professor Departement of Educational Studies, University of Ohio, Amerika Serikat, David Stein mengatakan 30 persen kegiatan belajar mengajar (KBM) saat ini sudah menggunakan sistem "electronic learning" (e-Learning).
"Persentase itu nantinya akan semakin bertambah seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang makin cepat," katanya dalam pelatihan para dosen Universitas Jember (Unej) yang digelar di aula lantai 2 gedung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) kampus setempat, Jumat.
David Stein hadir sebagai pembicara dalam workshop bertema "IT Fusion in Learning System" yang digelar oleh LP3M bekerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) Project Unej.
"Walaupun perkembangan e-learning menunjukkan tren yang makin meningkat, namun untuk saat ini pertemuan tatap muka masih dirasa penting," ucap pakar belajar jarak jauh itu.
Ia mengajukan konsep "Blended Learning" yang tetap mengalokasikan waktu untuk tatap muka, namun materi pengajaran sudah ada dalam bentuk dalam jaringan (daring), sehingga porsi tatap muka 30 persen, sedangkan sisanya sudah dalam bentuk e-learning.
"Sistem itu cocok untuk negara seperti Indonesia yang infrastuktur teknologi komunikasinya belum merata di semua wilayah," tuturnya.
Untuk melaksanakan "Blended Learning", lanjut dia, maka pengajar atau dosen hendaknya menyiapkan bahan seperti video pelajaran, penugasan secara daring yang dilanjutkan dengan praktek di kelas, dan tentunya kesiapan memberikan layanan konsultasi daring.
"Blended Learning memberikan banyak manfaat antara lain fleksibilitas waktu pengajaran, serta mampu menjangkau banyak peserta," katanya.
Kegiatan workshop yang dihadiri para ketua program studi di Kampus Tegalboto Unej, khususnya ketua program studi yang telah mendapatkan akreditasi A tersebut dibuka oleh Wakil Rektor I bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Unej Zulfikar.
"Kami berharap materi yang diberikan oleh David Stein dapat diaplikasikan di program studi yang ada, sehingga nantinya tidak hanya berhenti pada akreditasi A saja, namun meningkat hingga mencapai standar yang sudah ditetapkan oleh ASEAN University Network-Quality Assurance," tuturnya.
Sementara Ketua Unit Pelayanan Teknis (UPT) Teknologi Informasi Unej Sudarko mengatakan sejak tiga tahun yang lalu kampus setempat telah merintis pelaksanaan e-learning dengan berbagai aplikasinya.
"Kini mahasiswa bisa dengan mudah mengunduh bahan kuliah, mengirimkan tugas serta berkonsultasi dengan dosen melalui e-learning," katanya.(*)