Tulungagung (Antara Jatim) - Tiga narapidana kasus terorisme yang saat ini mendekam di sel tahanan
Lembaga Pemasyarakatan klas IIB Tulungagung, Jawa Timur, menolak
mengikuti upacara peringatan Kemerdekaan ke-72 RI bersama ratusan warga
binaan setempat, Kamis.
Kepala LP Klas IIB Tulungagung Erry Taruna mengatakan, pihaknya
sudah membuka semua pintu kamar tahanan dan mengajak ketiga napi
terorisme itu untuk ikut seremoni upacara bendera memperingati
Kemerdekaan ke-72 RI, namun mereka memilih berada di dalam kamar
(tahanan).
"Sementara mereka hanya sebagai penonton. Kami belum bisa tarik
secara menyeluruh untuk menikuti kegiatan ini, apalagi salah satunya
baru pindahan warga binaan pindahan dari (LP) Tuban. Jadi belum bisa
(kami paksa) wajib ikut. Mau ikut silakan, tidak ikut tidak apa-apa,
terserah mereka," kata Erry Taruna dikonfirmasi usai upacara Kemerdekaan
dengan 287 warga binaan setempat.
Erry mengatakan tim sipir dan telah berupaya melakukan pendekatan
secara psikologis untuk persuasi, termasuk dengan membuka pintu sel
tahanan menjelang gelaran upacara peringatan Kemerdekaan ke-72 RI pada
Kamis pagi sekitar pukul 07.00 WIB, namun ketiga napi kasus terorisme
bersikeras bertahan di dalam kamar.
"Mereka mengakunya ya belum siaplah. Kami tentu tidak bisa
memaksakan itu karena mereka termasuk napi kasus tertentu yang mendapat
perlakuan khusus sehingga kami juga harus melakukan pendekatan yang baik
dan terbuka," ujarnya.
Jangankan mengikuti upacara dan menghormat bendera merah putih
bersama warga binaan lain, ketiga napi terorisme yang masing-masing
bernama Dedi Fahrizal, Ridwan Sungkar, dan Noim Baasyir tersebut bahkan
masih belum bersedia mengikuti program deradikalisasi yang ditawarkan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Informasi yang beredar, ketiganya tidak mau ikut program
deradikalisasi karena salah satu alasannya adalah khawatir terhadap
keselamatan anggota keluarga mereka.
"Adaptasi dengan warga binaan lain tidak masalah, komunikasi mereka
juga baik. Mereka justru mudah diajak bicara asal di tempat terbuka,
kalau tertutup malah tidak mau karena tidak ingin ada kecurigaan dari
napi lain ataupun petugas LP," kata Erry Taruna.
Pelaksanaan upacara kemerdekaan ke-72 RI di LP Tulungagung secara
umum berjalan lancar. Kegiatan upacara diikuti seluruh warga binaan
kecuali ketiga napi terorisme tersebut, dari totak jumlah napi/tahanan
sebanyak 290 orang.
Usai upacara dengan seluruh napi/tahanan mengenakan pakaian tahanan
dan petugas sipir mengenakan pakaian tradisional digelar pukul 07.30
WIB hingga 08.10 WIB.
Usai upacara, seremoni dilanjutkan dengan pengumuman napi yang
mendapat remisi pengurangan masa tahanan (remisi 1) dan remisi bebas
(remisi 2) yang dipimpin oleh Bupati Tulungagung Syahri Mulyo dan
dihadiri sejumlah tokoh forum pimpinan daerah setempat serta jajaran
SKPD (satuan kerja perangkat daerah), sekitar pukul 11.00 WIB. (*)
Tiga Napi Terorisme Tolak Ikuti Upacara Kemerdekaan
Kamis, 17 Agustus 2017 12:32 WIB
"Mereka mengakunya ya belum siaplah. Kami tentu tidak bisa memaksakan itu karena mereka termasuk napi kasus tertentu yang mendapat perlakuan khusus sehingga kami juga harus melakukan pendekatan yang baik dan terbuka," ujarnya.