Surabaya (Antara Jatim) - Reach to Recovery Surabaya bersama Bali Pink Ribbon, LOVEPINK, dan Rumah Sakit Onkologi Surabaya menggelar kegiatan "Indonesia Goes Pink" (IGP) 7-8 Oktober 2017 di Nusa Dua, Bali untuk mengkampanyekan kepedulian terhadap para penderita kanker payudara.
Salah satu penggagas IGP yang juga Direktur Utama RS Onokologi Surabaya dr Siti Sundari Manopo di Surabaya, Rabu mengatakan kegiatan tersebut didasari oleh pemikiran bahwa jika gerakan "Sadar Kanker Payudara" disebarluaskan maka akan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit itu.
"Banyaknya penderita kanker yang datang di rumah sakit dengan kondisi yang parah. Hal itu menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan kanker payudara masih rendah," tutur Siti Sundari.
Selain itu, tambah dia, banyak informasi yang salah mengenai kanker payudara yang memperburuk situasi. "Apabila masyarakat memperoleh informasi yang benar tentang kanker payudara tersebut mereka pasti akan sadar bahwa penyakit ini bisa dideteksi secara dini," ujarnya.
Koordinator Program Reach to Recovery Surabaya (RRS) Ika Damayanti menjelaskan nantinya pada IGP akan hadir 1.000 penyintas yang akan ikut dalam kegiatan lari. Para penyintas itu diharapkan dapay menyuarakan hal-hal yang penting agar pemerintah mau memperhatikan hak-hak para penyintas.
"Itu seperti tersedianya obat kanker dengan harga murah, pelayanan kesehatan dengan kualitas pelayanan payudara yang sama di setiap kota, dan kemudahan akses pelayanan," kata Ika.
Selain itu, pihaknya ingin pemerintah sebisa mungkin memasukkan pemeriksaan wajib bagi kanker payudara seperti USG atau Mammografi.
"Selain itu kami berharap baik para wariors, survivor, atau para pendukung bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk saling bertukar informasi dan saling menginspirasi satu sama lain," ucap Ika.(*)
Kampanyekan Kepedulian pada Penderita Kanker Payudara Melalui "IGP"
Rabu, 16 Agustus 2017 19:29 WIB
"Banyaknya penderita kanker yang datang di rumah sakit dengan kondisi yang parah. Hal itu menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan kanker payudara masih rendah," tutur Siti Sundari.