Tulungagung (Antara Jatim) - Puluhan hektare tanaman padi di sejumlah wilayah di Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur, gagal panen atau mengalami penurunan produksi
hingga kisaran 70 persen akibat bulir padi kosong dampak serangan wereng
dan hama burung.
"Ada bulir-bulir gabahnya, tapi banyak yang `kopong` (kosong).
Hasil panen rusak," kata Suwoto, petani Desa cabe, Kecamatan Gondang,
Tulungagung, Senin.
Ia menuturkan, kerusakan tanaman padi menyebar di hampir semua
areal persawahan setempat. Munculnya hama wereng sejak sebulan terakhir
menyebabkan batang-batang padi rusak, berwarna coklat tua dan berdampak
pada aliran suplai nutrisi ke bulir gabah.
Menurut petani, tanaman padi yang terserang wereng dengan cepat akan mengering sehingga mereka memilih memanen lebih awal.
"Dipanen sekenanya. Penurunan produksi bisa mencapai 70 persen
karena selain wereng padi juga diserang hama burung," kata Budi, petani
penggarap lain.
Di wilayah Desa Cabe, serangan hama menyebar di hampir semua sawah yang mayoriyas ditanami padi.
Gagal panen juga dialami ratusan petani di Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan maupun beberapa desa di Kecamatan Ngunut.
"Sawah milik mertua saya musim ini tidak panen sama sekali. Kondisi
serupa dialami hampir semua petani di Desa Sumberagung dan sekitar
karena hama wereng menyebar dimana-mana," kata Tricahyono.
Kasi Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian dan
Hortikultura Kabupaten Tulungagung Gatot Rahayu mengaku belum mendapat
informasi terkait meluasnya serangan hama wereng sehingga berdampak
petani gagal panen.
"Besok (Selasa, 1/8) akan kami cek di lapangan informasi tersebut," kata Gatot.
Menurut Gatot, data sementara di Disperta Tulungagung serangan hama
wereng baru terdeteksi di sekitar empat hektare lahan pertanian padi di
wilayah Kecamatan Karangrejo, Gondang, serta Besuki.
"Penyebab gagal panen atau penurunan produksi adalah akibat menurunnya unsur hara dalam tanah persawahan," katanya.
Ia menjelaskan, hilang atau turunnya unsur hara tersebut juga
berdampak pada turunnya volume produksi padi petani yang ditandai oleh
bulir gabah yang kosong/tidak berisi.
"Ini tersebar di 800 hektare areal persawahan dan tersebar di semua
kecamatan akibat penanaman padi secara terus menerus akibat melimpahnya
pasokan air. Solusinya, petani harus melakukan pemupukan menggunakan
pupuk organik agar kebutuhan hara pada tanah persawahan tercukupi,"
katanya. (*)
Puluhan Hektare Padi di Tulungagung Gagal Panen
Senin, 31 Juli 2017 18:07 WIB
Menurut petani, tanaman padi yang terserang wereng dengan cepat akan mengering sehingga mereka memilih memanen lebih awal.