Surabaya (Antara Jatim) -Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Semin
meneliti gas alam sebagai pengganti solar yang mampu menghemat
penggunaan energi pada armada maritim Indonesia hingga 50 persen.
Dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai profesor ke-116 dalam
bidang Ilmu Teknik Sistem Perkapalan di kampus setempat, Rabu, Semin
menyebut, saat ini bahan bakar minyak sudah mulai menipis, sedangkan
potensi bahan bakar gas masih melimpah dan belum banyak dimanfaatkan.
Pemanfaatan bahan bakar gas di dunia maritim akhir-akhir ini mulai
dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi biaya operasional armada
maritim dan mengurangi emisi di laut.
"Hal itu karena harga dan tingkat emisi bahan bakar gas lebih
rendah dibanding harga bahan bakar minyak," kata profesor yang mengambil
judul Aplikasi Bahan Bakar Gas Pada Armada Maritim ini.
Semin mengaku, penelitiannya ini selaras dengan perhatian beberapa
pihak yang sangat berkepentingan dengan dunia maritim di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Kementerian Perhubungan RI,
Kementerian Koordinator Kemaritiman RI, Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI, perusahaan minyak dan gas, operator pelabuhan, biro
klasifikasi dan perusahaan pelayaran.
Adapun jenis bahan bakar gas yang dimaksud oleh ayah tiga anak ini
adalah "CNG" (Compressed Natural Gas), yaitu gas alam yang dalam
penyimpanannya dimampatkan.
"Bahan bakar CNG dapat dijadikan pengganti bensin dan solar karena
sifatnya yang ramah lingkungan. Selain itu, harganya juga relatif murah
dan teknologi penyimpanannya cukup sederhana," tuturnya.
Secara ekonomi, lanjut Sekretaris Departemen Teknik Sistem
Perkapalan ini, biaya operasional mesin penggerak armada maritim
berbahan bakar CNG mengalami penurunan yang signifikan.
Di mana harga bahan bakar gas CNG setara satu liter solar hanyalah
sepertiga dari harga solar. Sehingga secara ekonomi biaya operasional
kapal berdasarkan pemakaian bahan bakar turun lebih dari 50 persen.
"Hanya saja perlu investasi tambahan untuk biaya konversi dan juga
performa mesin CNG mengalami sedikit penurunan," ujar alumnus doktoral
University Malaysia Pahang ini.
Ia melanjutkan, CNG merupakan gas alam yang tidak berbau, tidak
berwarna dan lebih ringan dari udara sehingga akan menguap ke atas jika
terjadi kebocoran. Dengan demikian, bencana kebakaran akibat penggunaan
CNG sifatnya minimum. Kelebihan lainnya adalah CNG tidak akan mencemari
air atau tanah seandainya terjadi kecelakaan.(*)
Guru Besar ITS Meneliti Gas Alam Sebagai Pengganti Solar
Rabu, 26 Juli 2017 20:49 WIB
"Pemanfaatan bahan bakar gas di dunia maritim akhir-akhir ini mulai dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi biaya operasional armada maritim dan mengurangi emisi di laut. Hal itu karena harga dan tingkat emisi bahan bakar gas lebih rendah dibanding harga bahan bakar minyak," kata profesor yang mengambil judul Aplikasi Bahan Bakar Gas Pada Armada Maritim ini.