Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menawarkan investasi geothermal atau panas bumi bagi pebisnis Turki untuk pengembangan listrik dan energi bagi industri di Pulau Jawa.
"Kami mempunyai pengalaman kedatangan investor Turki yang akan investasi geothermal di Jatim dan berharap bisa ditindaklanjuti," ujarnya saat menerima Dubes Turki untuk Indonesia Mehmet Kadri Sander Gurbuz di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis.
Turki, kata dia, memiliki perusahaan-perusahaan yang berpengalaman mengelola energi geothermal, bahkan sebelumnya, salah satu perusahaan dari negara tersebut tertarik berinvestasi geothermal di Gunung Arjuno dan Welirang.
Menurut dia, terdapat titik-titik yang berpotensi menghasilkan geothermal di beberapa pegunungan di Jatim seperti di Pegunungan Arjuna, Pegunungan Welirang, Gunung Lawu, Gunung Ijen, dan Gunung Argopuro.
"Potensi yang bisa dihasilkan dari geothermal mencapai 3.200 Megawatt," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Selain itu, Jatim sudah memiliki hubungan ekonomi perdagangan dengan Turki, antara lain pada 2016 perdagangan Jatim dengan Turki mengalami surplus 22,58 juta dolar AS dengan rincian ekspor 93,50 juta dolar AS dan impor mencapai 70,92 juta dolar AS.
Kemudian, lanjut dia, dalam kinerja perdagangan Jatim-Turki kurun waktu 2013 sampai Februari 2017, Jatim mengalami defisit pada 2015 yakni minus 12,77 juta dolar AS, sedangkan pada Februari 2017 perdagangan Jatim-Turki mengalami surplus 7,71 juta dolar AS.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, komoditas utama non-migas Jatim yang diekspor ke Turki adalah lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, serat staple buatan, bahan kimia organik, serta kayu dan barang dari kayu.
Sedangkan, komoditas utama non-migas Jatim yang diimpor dari Turki antara lain bahan kimia anorganik, mesin-mesin/pesawat mekanik, hasil penggilingan tembakau, buah-buahan, serta garam, belerang dan kapur.
Sementara itu, Dubes Turki untuk Indonesia Mehmet Kadri Sander Gurbuz mendukung pernyataan hubungan baik dua belah pihak di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, budaya, maupun pendidikan.
"Hubungan dan kondisi tersebut menjadikan kedua negara berhubungan dengan tulus, tidak hanya sekadar mencari uang. Bahkan, salah satu ketertarikan pengusaha Turki yakni pengembangan energi Georthermal," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Mahmet juga menjelaskan Jatim sebagai daerah pertama yang dikunjunginya karena sebagai wilayah utama di Indonesia dengan potensi besar untuk saling bekerja sama, semisal di bidang konstruksi, energi, perdagangan dan pariwisata. (*)