Malang (Antara Jatim) - Bupati Malang Rendra Kresna meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memfungsikan (menghidupkan) kembali rel kereta lori sebagai sarana transportasi pengangkut tebu di wilayah itu.
"Kemacetan lalu lintas yang cukup parah selalu terjadi ketika musim panen tebu dan musim giling di pabrik gula (PG) tiba, sebab kapasitas jalan tidak lagi mampu menampung ribuan truk pengangkut tebu. Oleh karena itu, kami berharap Kementerian BUMN menghidupkan kembali rel kereta lori yang ada di Kabuapten Malang," kata Rendra Kresna di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengakui dahulu (ketika lori pengangkut tebu masih beroperasi) beban jalan raya tidak terlalu berlebihan, tapi sekarang lori sudah tidak difungsikan lagi dan angkutan tebu menggunakan truk, dampaknya arus lalu lintas menjadi sangat padat dan macet luar biasa di sepanjang jalan menuju dua PG yang ada di Kabupaten Malang, yakni PG Krebet Baru dan PG Kebonagung.
Rendra memperkirakan dalam sehari angkutan tebu yang dikirim ke PG Krebet Baru di Bululawang sekitar 2.000 truk. Jumlah tersebut dengan asumsi satu truk mengangkut 6 ton tebu, sementara kapasitas giling PG Krebet Baru mencapai 12.000 ton per hari.
Dengan kondisi tersebut menyebabkan setiap hari banyak truk pengangkut tebu yang menuju ke PG Krebet Baru dan mengantre hingga meluber ke jalan raya. "Tentunya dengan kondisi itu PG Krebet Baru tidak bisa disalahkan karena PG berkepentingan dalam memproduksi gula nasional," katanya.
Berdasarkan kondisi seperti saat ini, lanjutnya, dirinya berharap Kementerian BUMN bisa lebih bijak demi kepentingan masyarakat luas, tidak hanya Kabupaten Malang. Kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat luas ini adalah menghidupkan kembali rel kereta lori untuk angkutan tebu.
Selain itu, kata Rendra yang juga Ketua DPD Partai NasDem Jatim itu, Kementerian BUMN yang membawahi PTPN pengelola Pabrik Gula di Indonesia memperluas tempat penampungan truk pengangkut atau rest area. Paling tidak untuk PG Krebet Baru saja, rest areanya minimal berkapasitas 1.000 truk atau setengah dari jumlah truk pengangkut tebu di PG Krebet Baru per hari.
Menurut Rendra, solusi satu-satunya saat ini adalah memperluas area parkir truk di kawasan PG pada saat musim giling, sebab peluang dan kemungkinan Pemkab Malang untuk memperluas jalan umum yang dilewati truk angkutan tebu sangat kecil.
"Selain faktor pendanaan, lahan untuk memperluas (memperlebar) jalan raya di kawasan PG juga tidak memungkinkan lagi. Di kanan kiri jalan raya sudah padat bangunan, kalau dibebaskan kok rasanya belum memungkinkan. Jalan satu-satunya ya menghidupkan kembali lori yang sudah lama tidak terpakai itu," ucapnya.(*)
Bupati Malang Minta Kementerian BUMN Fungsikan Lori
Kamis, 13 Juli 2017 9:14 WIB