Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bersama Badan Urusan Logistik memparpanjang Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP) yang selama bulan Ramadhan 1438 H ini ramai diserbu warga.
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu menjelaskanp pelaksanaan GSP diperpanjang hingga akhir Juli 2017. Hal itu dilakukan karena hingga memasuki minggu kedua Ramadhan, tercatat belasan ribu kilogram sembako telah dibeli warga.
"Bulog dan Pemkab Banyuwangi memutuskan untuk memperpanjang program ini agar harga pangan bisa dikelola dengan baik sampai pasca-Lebaran ketika perilaku konsumen mulai berangsur normal," ujarnyaa.
Program tersebut diperpanjang hingga 31 Juli 2017 dari sedianya dijadwalkan berakhir pada 30 Juni 2017. "Tapi ketika melihat animo masyarakat yang begitu besar, maka kami ulur waktunya," kata Anas.
Menurut Anas, perpanjangan pelaksanaan GSP ini untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau dan mudah.
"Selain juga, mewaspadai terjadinya lonjakan harga sembako pasca-Lebaran. Ini juga upaya antisipatif pemkab untuk mencegah inflasi," kata bupati 43 tahun yang banyak meraih prestasi itu.
Sementara Kepala Sub-Divre Bulog Banyuwangi R. Gunadharma membenarkan bahwa GSP ini disambut baik oleh warga di daerah itu. Warga memanfaatkan program itu untuk mendapatkan sembako dengan harga lebih rendah dari harga pasar.
"Sejak hari pertama digelar, bazar kami selalu ramai dikerumuni warga yang ingin belanja sembako murah. Hingga Kamis (8/6) lalu, tercatat beras premium sudah tersalur sebanyak 11.136 kg, minyak goreng 2.259 kg, gula pasir 2.475 kg, bawang putih 379 kg, dan bawang merah 215 kg," ujar Awang, sapaan akrab Gunadharma
Sejumlah bahan pokok yang dijual selama GSP ini meliputi beras premium, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, bawang putih, hingga bawang merah.
"Semua komoditas tersebut dijual di bawah harga pasar. Seperti bawang putih dijual dengan harga Rp41.000/kg. Beras premium dijual Rp9.850 /kg, minyak goreng dijual dengan harga Rp11.100 / liter, gula pasir Rp11.900 /kg, dan bawang merah Rp21.000 /kg," kata dia.
GSP sendiri dilakukan dengan membuka bazar tetap maupun keliling menggunakan kendaraan khusus. Bazar tetap digelar setiap hari di tiga titik di kecamatan, yaitu di depan Gedung Juang, Pasar Blambangan dan Pasar Banyuwangi. Selain itu juga ada di tiga gudang Bulog, yaitu gudang Rogojampi, Genteng dan Srono.
Sementara bazar keliling, digelar di lima titik secara bergantian, yaitu Pasar Rogojampi, Sempu, Gendoh, Singojuruh dan Genteng.
Seperti yang terlihat di depan Gedung Juang Banyuwangi. Silih berganti warga membeli bahan kebutuhan pokok. Ny. Zainal salah satunya, yang sengaja mampir ke bazaar sepulang menjemput putrinya dari sekolah. Dia membeli minyak goreng dan bawang putih.
"Awalnya penasaran kok ramai sekali orang belanja, akhirnya iseng tanya harga. Eh ternyata memang selisih. Di sini harganya lebih murah, jadi saya langsung beli minyak dan bawang putih karena stok di rumah tinggal sedikit," kata ibu berusia 36 tahun itu.
Dalam pelaksanannya, GSP juga melibatkan 221 Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola bumdes. RPK sendiri merupakan sebuah warung atau semacam gerai yang menyediakan produk pangan langsung dari Bulog.(*)
Banyuwangi Perpanjang Program Stabilisasi Harga Pangan
Minggu, 11 Juni 2017 12:54 WIB