Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur bertekad untuk terus mengembangkan standar dan kualitas sarana bermain dan hiburan keluarga untuk meningkatkan standar mutu kota layak anak didaerah tersebut.
"Kami berharap Tulungagung bisa meningkat menjadi KLA kategori Nindya," kata Bupati Tulungagung Syahri Mulyo di Tulungagung, Jumat.
Tahun sebelumnya Tulungagung sebenarnya telah mendapat penghargaan sebagai kota layak anak (KLA) kategori madya.
Namun capaian itu dirasa Syahri tidak cukup. Melalui badan perencanaan pembangunan daerah setempat, Tulungagung terus merancang pengembangan kawasan untuk sarana taman kota dan taman bermain/hiburan untuk anak dan keluarga.
Komitmen itu menurut Syahri dibuktikan dengan alokasi anggaran untuk perlindungan anak naik setiap tahun.
"Anggaran untuk perlindungan anak dan pembinaan anak juga terus ditingkatkan," katanya.
Pada 2015, kata Syahri, anggaran untuk perlindungan anak mencapai Rp117,7 miliar, sementara pada 2016 sebesar Rp178,7 miliar dan 2017 sebesar Rp242,5 miliar.
Selain itu Kabupaten Tulungagung juga telah membentuk unit layanan terpadu perlindungan sosial anak integratif (ULT-PSAI).
Lembaga ini menangani bukan saja kasus kekeasan anak, namun hingga kasus anak yang mengalami gangguan perkembangan.
"PSAI ini yang pertama kali ada di Indonesia. Bahkan sudah dipresentasikan, ini yang pertama kali ada di ASEAN," kata Syahri.
Kendati begitu, diakuinya PSAI yang baru satu tahun berjalan masih mencari bentuk.
Evaluasi juga dilakukan secara terus menerus terhadap ULT-PSAI. Diharapkan lembaga ini bisa memberikan perlindungan anak secara komprehensif.
"Kalau tidak bisa tahun ini (menjadi nindya), kami akan evaluasi tahun depan. Apa-apa yang menjadi koreksi tim penilai harus kita wujudkan tahun depan," kata Syahri.
Dikonfirmasi terpisah, tim penilai kota layak anak (KLA) menilai perlu upaya mengoptimalkan layanan hak anak yang ada di Kabupaten Tulunagung, sebab sampai saat ini layanan tersebut lebih banyak dinikmati anak-anak di wilayah perkotaan.
"Yang perlu perlu dilakukan adalah optimalisasi layanan dan jangkauan. Sebab kita menginginkan layanan berkualitas dan menjangkau semua anak," kata anggota tim penilai KLA Ahmad Marzuki.
Ia mengatakan aAda 12 titik yang dikunjungi dan dinilai oleh tim KLA. Hasilnya, kata dia, dari sisi kelembagaan perlindungan anak, Tulungagung pada dasarnya sudah baik.
"Pemkab Tulungagung harus membangun strategi bagaimana menjangkau wilayah pinggiran, misalnya ada kejadian di pantai selatan, bagaimana tim layanan bisa menjangkau lokasi sesuai waktu yang ditetapkan," kata Marzuki.(*)
Tulungagung Terus Kembangkan Standar Kota Layak Anak
Jumat, 2 Juni 2017 21:38 WIB
"Kalau tidak bisa tahun ini (menjadi nindya), kami akan evaluasi tahun depan. Apa-apa yang menjadi koreksi tim penilai harus kita wujudkan tahun depan," kata Syahri.