Pamekasan (Antara Jatim) - Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Khairat Pamekasan, Jawa Timur, Azis Maulana menyatakan, Pancasila harus menjadi materi pendidikan wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) guna menanamkan nilai-nilai ideologi pada anak-anak bangsa.
"Ini dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral ideologi bangsa kita, yakni Pancasila kepada generasi muda penerus bangsa ini," katanya kepada Antara per telepon, Kamis malam.
Azis Maulana mengemukakan hal ini menanggapi kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang menetapkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila.
Lembaga baru ini merupakan kepanjangan tangan Presiden bersama seluruh komponen bangsa, guna memperkuat pengamalan Pancasila yang menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi, sosial, politik dan budaya.
PMelalui lembaga baru ini, Presiden menginginkan agar seluruh komponen bangsa, baik pemerintah, TNI dan Polri, serta masyarakat saling bahu membahu menggapai cita-cita pembangunan bangsa sesuai Pancasila.
Dosen jurusan Syariah STAI Al-Khairat ini menilai, gagasan presiden harus diapresiasi oleh seluruh elemen bangsa, karena Pancasila memang sudah final sebagai ideologi dan dasar negara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Oleh karena itu pembinaan ideologi Pancasila ini harus pula menjadi program wajar dikdas dan mulai sekarang juga perlu dipersiapkan materinya," ujar Azis.
Pengurus Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, selain menyiapkan materi pelajaran, juga mentor pendidikan ideologi Pancasila itu, ataupun guru yang didik secara khusus.
"Bisa dari tenaga pendidik secara langsung, TNI, Polri atau dari unsur masyarakat yang dinilai memiliki kapasitas untuk itu," ucap Azis.
Bisa juga, sambung dia, bekerja sama dengan ormas Islam yang sudah ada, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan ormas lainnya.