Surabaya, (Antara Jatim) - Permintaan tepung terigu diprediksi terdongkrak naik sebesar 15 persen menjelang Ramadhan dan Lebaran 2017, karena dipengaruhi faktor budaya, pola makan serta pertumbuhan ekonomi.
Vice President Commercial Tepung Bogasari Area Indonesia Timur, Ivo Ariawan Budiprabawa di Surabaya, Kamis mengatakan kenaikan itu juga diprediksi terjadi selama kurun 2017, karena saat ini anak muda cukup adaptif dengan jenis makanan baru sehingga mendorong konsumsi terigu.
"Ini berbeda dengan generasi sebelumnya, jika tidak makan nasi dianggap belum makan, namun anak muda saat ini sangat menggemari olahan mie maupun roti," katanya.
Berubahnya pola makan ini, kata Ivo juga mendorong kenaikan konsumsi tepung terigu di tanah air yang saat ini masih tercatat cukup minim sebesar 18 kg per kapita pertahun.
Ivo menjelaskan, rata-rata kenaikan yang tercatat didominasi segmen UKM dengan angka 60 persen, sisanya 20 persen merupakan industri besar dan 20 persennya lagi segmen rumah tangga.
"Untuk jelang Lebaran ini, segmen rumah tangga yang diprediksi naik, sementara UKM juga sudah melakukan ancang-ancang kenaikan produksi sejak 2 bulan jelang Lebaran," katanya.
Ia mengatakan meski diprediksi naik 15 persen, secara umum Bogasari hanya menargetkan 6 persen pada 2017, terutama di wilayah Jateng, Jatim serta Indonesia Timur.
Sementara berdasarkan tingkat konsumsi tepung di Asia Tenggara, Indonesia masih jauh tertinggal dengan Malaysia dan Singapura yang rata-rata konsumsinya 30 kilogram per kapita per tahun.
"Padahal Indonesia memiliki 30 produsen tepung terigu dengan total kapasitas produksi mencapai 13 juta metrik ton giling gandum per tahun. Dari angka tersebut hanya 75 persennya saja yang menjadi tepung terigu saat digiling. Sedangkan konsumsi tepung terigu di Indonesia baru mencapai 6 juta ton," katanya.
Untuk total kebutuhan gandum impor mencapai 6 juta ton per tahun, dan Bogasari masih menjadi pemimpin pasar dengan pangsa pasar sebanyak 51 persen.
"Jadi, kami tidak khawatir dan siap untuk mengatasi lonjakan permintaan terigu di Tanah Air. Karena kapasitas produksi dalam negeri lebih dari cukup untuk memenuhi konsumsi," katanya.(*)