Surabaya (Antara Jatim) - Kelompok anak muda yang tergabung dalam Netizen La Nyalla meluncurkan empat buku seri kiprah dan pemikiran Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Senin.
"Buku-buku ini berisi tentang kepemimpinan, nasionalisme, kewirausahaan, dan hukum yang merangkum berbagai kiprah dan pemikiran Pak La Nyalla," ujar Koordinator Netizen La Nyalla, Rohman Amrullah, kepada wartawan di sela peluncuran buku.
Empat seri buku tersebut masing-masing berjudul Teladan Kepemimpinan, Menjaga Arah Bangsa, Melangkah dari Titik Terendah, dan Saat Keteguhan Berbuah Penzaliman.
Pihaknya mengaku merasa perlu mendokumentasikannya dalam bentuk buku agar bisa dibaca dan diketahui kalangan luas, mengingat kiprah dan pemikiran Pak La Nyalla dirasa berguna dan kontekstual untuk menjawab permasalahan masyarakat.
Menurut dia, selama ini La Nyalla kerap disalahpahami, namun di balik sejumlah sikap kontroversialnya La Nyalla sebenarnya sedang bersikap kritis dan mencoba membela akal sehat.
"Misalnya saat dia membina pemuda-pemuda yang selama ini tidak diperhatikan pemerintah. Dia membina mereka agar berkarya, tidak bikin onar, memberi modal dan membuka usaha," ucapnya.
Sementara itu, salah seorang sahabat La Nyalla, Diah Agus Muslim, mengatakan saat ini belum banyak yang mengetahui sisi-sisi perjuangan La Nyalla, seperti dalam membangun bisnis yang selama ini dianggap tiba-tiba muncul dan memiliki pengaruh besar di dunia usaha tanpa orang melihat perjuangannya yang berdarah-darah.
"Padahal, La Nyalla jatuh-bangun membangun bisnis nyaris tanpa modal dan koneksi. Saya tahu sendiri karena sudah puluhan tahun kenal. Sendirian dia membangun usaha dan dari kakinya sendiri. Beliau juga menjadi mandiri tanpa bantuan nama besar keluarga atau koneksi," katanya.
Tak itu saja, lanjut dia, saat berupaya mewujudkan mimpinya sebagai pengusaha, La Nyalla sempat menjadi sopir angkot dan tukang cuci piring selama dua tahun.
"Kemana-mana bawa Vespa tanpa minder bertemu dengan rekan-rekannya yang sudah jauh lebih mapan. Ini membuktikan pemikiran bahwa memulai usaha dari garis 'start' manapun, dan yang terpenting adalah garis 'finish' atau hasil akhir," katanya.
Di sisi lain, buku seri tersebut dicetak berukuran buku saku dengan harapan mudah dibaca si mana saja, dan akan disebar di berbagai kalangan (kelompok pemuda, akademisi, pondok pesantren, dan lain-lain) di 38 kabupaten/kota di Jatim. (*)