Kediri (Antara Jatim) - Kementerian Perdagangan akan mendampingi sekitar 500 UMKM di seluruh Indonesia, sebagai upaya mengembangkan usaha mereka, agar lebih mandiri.
"2017 ini, ada sekitar 500. Kami, pada 2016 lalu pendampingan sekitar 600 UMKM dengan produk umum," kata Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kementerian Perdagangan Fetnayeti saat menghadiri acara dialog ekonomi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, di Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan, pendampingan pada UMKM menjadi perhatian tersendiri, sebab hal itu juga menjadi tujuan dari paket kebijakan ekonomi pemerintah, demi melindungi kepentingan nasional.
Para pelaku UMKM mendapatkan pendampingan, dengan fokus produk unggulan daerah. Mereka terus didampingi untuk mendesain, standar kualitas, hingga dibantu untuk akses menjualkan produk mereka.
"Tugas dari kementerian perdagangan, bagaimana UMKM bisa berdagang secara digital, terutama produk yang berpotensi di daerah. Kami pendampingan bagiamana mendesain, standarnya, sehingga dia bisa menampilkan secara baik ketika berdagang di daring (dalam jaringan)," katanya.
Untuk mencarikan akses penjualan, pihaknya juga bekerjasama dengan beragam jaringan, misalnya Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA). Dengan itu, para pelaku UMKM bisa mengetahui akses untuk menjual produk mereka, di berbagai situs jual beli daring.
Pihaknya menyebut, evaluasi yang dilakukan terhadap pendampingan cukup baik. Bahkan, sejumlah pelaku UMKM mengaku transaksi mereka meningkat cukup bagus, dengan memanfaatkan penjualan daring.
"Kalau kami lihat, hasilnya positif. Bahkan, tadinya trasaksi rendah setelah memanfaatkan daring naik signifikan. Bahkan, yang berminat ikut pendampingan semakin banyak," katanya.
Untuk 2017 ini, pihaknya mengatakan produk yang dimiliki UMKM dominan kuliner dan pakaian khas daerah. Namun, khusus produk kuliner masih memenuhi pasar dalam negeri, belum ke ekspor.
Pihaknya menyebut, salah satu kendala untuk penjualan produk kuliner untuk ekspor adalah batas kedaluwarsa. Untuk itu, saat ini kementerian berupaya mencari solusi, agar produk kuliner bisa lebih banyak lagi diekspor. (*)