Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini bertemu dengan
Koordinator Datun Kejaksaan Tinggi Jatim Budi Herman di Surabaya, Kamis,
untuk membahas upaya penyelamatan sejumlah aset Pemkot yang terancam
lepas.
"Ada tiga masalah yang kami sampaikan ke Kejaksaan Tinggi. Intinya
kami minta bantuan Kejati. Nanti juga ada lagi dengan Angkatan Darat,"
kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Tiga masalah tersebut terkait ruislag dengan PT Maspion di kawasan
Margorejo, lalu dengan Grand Family View, dan dengan Universitas Merdeka
(Unmer) di kawasan Ketintang.
Terkait Maspion, Wali Kota menyampaikan masalahnya adalah ruislag
yang dilakukan pada 1996. Pemkot menginginkan SDN Margorejo tetap berada
di lokasi tersebut. Namun karena terkena pembangunan Frontage Road sisi
Timur jalan Ahmad Yani, luas sekolah tersebut berkurang.
"Saya minta SD itu tetap di situ, kalau pindah ya tidak jauh. Ini
yang dikomunikasikan oleh Kejati agar SD itu tetap dekat Maspion situ.
Ganti rugi apa-apa, saya komunikasi dengan warganya," ujar Wali Kota.
Sementara terkait Unmer, ia mengatakan dari total luas tanah 3 hektare, sudah dipakai oleh Unmer seluas 1,9 hektare.
Menurut Kejati, perjanjian itu belum dipenuhi kewajibannya. Pemkot
ingin mengambil lagi luas 1,1 hektare tanah di sana untuk kepentingan
publik.
"Kami janji ke anak-anak untuk membuatkan kolam renang. Apalagi, aksesnya itu bagus di jalan utama," katanya.
Terkait tim penyelamat aset yang merupakan sinergi Pemkot dengan
jajaran samping seperti kejaksaan, kepolisian dan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN), Wali Kota megnatakan tim tersebut segera
bekerja. Nantinya akan ada SK Wali Kota.
"Tim penyelamat ini yang akan membantu mengamankan aset dan juga menyelesaikan masalah aset," katanya.
Terlepas dari beberapa aset yang terancam lepas, Wali Kota
menyebutkan sudah ada beberapa aset yang berhasil kembali/diamankan,
misalnya aset di Gunung Anyar yang akan digunakan untuk SMP Gunung
Anyar, termasuk untuk makam di Keputih.
"Aset-aset Pemkot itu banyak. Yang saat itu saya sampaikan tujuh
dan sembilan itu belum selesai, dan masih banyak lagi. Tapi sudah banyak
yang kembali," ujarnya.(*)
Koordinator Datun Kejaksaan Tinggi Jatim Budi Herman di Surabaya, Kamis,
untuk membahas upaya penyelamatan sejumlah aset Pemkot yang terancam
lepas.
"Ada tiga masalah yang kami sampaikan ke Kejaksaan Tinggi. Intinya
kami minta bantuan Kejati. Nanti juga ada lagi dengan Angkatan Darat,"
kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Tiga masalah tersebut terkait ruislag dengan PT Maspion di kawasan
Margorejo, lalu dengan Grand Family View, dan dengan Universitas Merdeka
(Unmer) di kawasan Ketintang.
Terkait Maspion, Wali Kota menyampaikan masalahnya adalah ruislag
yang dilakukan pada 1996. Pemkot menginginkan SDN Margorejo tetap berada
di lokasi tersebut. Namun karena terkena pembangunan Frontage Road sisi
Timur jalan Ahmad Yani, luas sekolah tersebut berkurang.
"Saya minta SD itu tetap di situ, kalau pindah ya tidak jauh. Ini
yang dikomunikasikan oleh Kejati agar SD itu tetap dekat Maspion situ.
Ganti rugi apa-apa, saya komunikasi dengan warganya," ujar Wali Kota.
Sementara terkait Unmer, ia mengatakan dari total luas tanah 3 hektare, sudah dipakai oleh Unmer seluas 1,9 hektare.
Menurut Kejati, perjanjian itu belum dipenuhi kewajibannya. Pemkot
ingin mengambil lagi luas 1,1 hektare tanah di sana untuk kepentingan
publik.
"Kami janji ke anak-anak untuk membuatkan kolam renang. Apalagi, aksesnya itu bagus di jalan utama," katanya.
Terkait tim penyelamat aset yang merupakan sinergi Pemkot dengan
jajaran samping seperti kejaksaan, kepolisian dan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN), Wali Kota megnatakan tim tersebut segera
bekerja. Nantinya akan ada SK Wali Kota.
"Tim penyelamat ini yang akan membantu mengamankan aset dan juga menyelesaikan masalah aset," katanya.
Terlepas dari beberapa aset yang terancam lepas, Wali Kota
menyebutkan sudah ada beberapa aset yang berhasil kembali/diamankan,
misalnya aset di Gunung Anyar yang akan digunakan untuk SMP Gunung
Anyar, termasuk untuk makam di Keputih.
"Aset-aset Pemkot itu banyak. Yang saat itu saya sampaikan tujuh
dan sembilan itu belum selesai, dan masih banyak lagi. Tapi sudah banyak
yang kembali," ujarnya.(*)