Tulungagung (Antara Jatim) - Unit Tranfusi Darah PMI Cabang Tulungagung, Jawa Timur, acapkali
menemukan darah terkontaminasi HIV/AIDS saat dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan kelayakan darah pendonor di unit laboratorium setempat.
Kepala Laboratorium UTD PMI Tulungagung Rochmanu, Rabu, mengatakan
rata-rata kasus darah rusak karena mengandung "human immunodeficiency
virus atau "acquired immune deficiency syndrome" mencapai 8-10 kasus per
tahun.
"Hampir setiap bulan ada temuan setelah dilakukan pemeriksaan dan
penelitian di laboratorium PMI," kata Rochmanu di Tulungagung.
Ia mengungkapkan, mayoritas temuan kasus donor darah ODHA diketahui
setelah dilakukan uji kesehatan darah di unit laboratorium PMI.
Penderita sendiri disebut Rochmanu, mayoritas tidak atau belum mengetahui kondisi kesehatannya.
"Setiap ada temuan kami segera koordinasikan ke klinik VCT
(voluntary counsulting and testing) di poli Seruni RSUD dr Iskak,
Tulungagung," katanya.
Terhadap pendonor yang diduga tertular HIV/AIDS, kata Rochmanu, PMI
menyerahkan penanganan dan terapi psikologisnya ke klinik VCT RSUD.
PMI dalam kasus temuan baru ODHA hanya memberi arahan agar
penderita memeriksakan diri ke RSUD untuk mendapat perawatan dan
pengobatan yang diperlukan, tanpa memberi tahu secara spesifik penyakit
yang diderita.
"Biasanya jika sudah diarahkan dan dilakukan pemanggilan oleh
Klinik VCT RSUD tetap tidak datang akan dilakukan `jemput bola`, dengan
maksud memberi wawasan mengenai sakit yang diderita serta langkah
pengobatan maupun pola pencegahan penularannya," katanya.
Rochmanu mengakui, rata-rata pendonor yang teridentifikasi tertular
HIV/AIDS mengalami depresi atau shok mental karena tidak menyangka
tertular penyakit mematikan tersebut.
"Kalau melihat data temuan, kasusnya merata antara ODHA perempuan
dan laki-laki. Di Tulungagung ini biasanya penularan karena hubungan
seks bebas, sedikit sekali yang dilatarbelakangi kasus narkoba ataupun
lainnya," kata Rochmanu.
Selain identifikasi kasus ODHA, ia menyebut temuan kasus darah
rusak paling banyak disebabkan pendonor menderita penyakit hepatitis B
dengan rasio 2 : 25 kantong darah (pendonor), disusul hepatitis A dengan
rasio 1 : 30, lalu sipilis atau penyakit kelamin dengan rasio 1 : 100
pendonor, dan HIV/AIDS dengan rasio temuan rata-rata 2 : 1.500 kantong
darah setiap bulannya.
"Setiap temuan darah rusak langsung kami lakukan pemusnahan di
mesin penhancur milik PMI ataupun dikirim ke RSUD dr Iskak untuk
dimusnahkan bersama limbah medis rumah sakit yang lain," katanya.(*)
PMI Tulungagung Temukan Darah Terkontaminasi AIDS
Rabu, 29 Maret 2017 18:49 WIB
"Biasanya jika sudah diarahkan dan dilakukan pemanggilan oleh Klinik VCT RSUD tetap tidak datang akan dilakukan 'jemput bola', dengan maksud memberi wawasan mengenai sakit yang diderita serta langkah pengobatan maupun pola pencegahan penularannya," katanya.