Kediri (Antara Jatim) - Sejumlah sekolah baik SMA/MA maupun SMK di Kediri, Jawa Timur, terpaksa harus merger atau bergabung dengan sekolah lainnya dalam ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 2017, menyusul perlengkapan ujian yang tidak memadahi.
"Untuk sekolah yang tidak punya komputer itu diwajibkan untuk gabung dengan sekolah yang sudah ada komputer," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten dan Kota Kediri Trisilo Budi Prasetyo di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, di Kediri terdapat sejumlah sekolah yang terpaksa merger atau gabung untuk pelaksanaan UNBK 2017. Di Kabupaten Kediri, dari 44 SMK yang harus merger sebanyak enam sekolah. Sedangkan untuk SMA/MA di Kabupaten Kediri, dari 65 sekolah baik negeri maupun swasta, terdapat 19 sekolah yang terpaksa merger.
Sementara itu, sekolah di Kota Kediri, untuk SMK, dari 26 SMK, terdapat dua sekolah yang harus merger. Untuk SMA/MA di Kota Kediri, dari 25 sekolah yang terdata, enam di antaranya terpaksa merger dengan sekolah lainnya.
Pihaknya juga mengatakan, selain karena faktor jumlah komputer yang terbatas, sekolah yang terpaksa merger dengan sekolah lain dalam pelaksanaan UNBK ini, karena masih belum terakreditasi, sehingga tidak bisa menyelenggarakan UNBK.
Trisilo menambahkan, pelaksanaan UNBK itu akan digelar April 2017. Untuk SMK dimulai pada 3-6 April 2017, sementara untuk SMA pada 10-13 April 2017.
Untuk persiapan tersebut, pemerintah provinsi juga sudah memberikan pendampingan terkait dengan teknis UNBK. Pemprov juga intensif koordinasi dengan seluruh kepala sekolah baik di sekolah negeri maupun swasta, agar UNBK bisa berjalan dengan lancar.
Pemerintah, lanjut dia, melakukan bimbingan teknis terkait dengan kegiatan ujian ini. Selain itu, upaya sinkronisasi simulasi juga terus dilakukan, hingga seluruh teknis untuk ujian ke depan tidak mengalami kendala.
"Masalah teknisi, harus dilakukan pelatihan berulang, sehingga saat hari pelaksanaan tidak terkendala," katanya.
Ia juga menambahkan, pemerintah juga berupaya melakukan komunikasi dan kerjasama dengan PLN maupun dengan dalam jaringan, sehingga saat pelaksanaan ujian dilakukan, tidak ada masalah.
Trisilo berharap, dalam pelaksanaan UNBK nanti, tidak ada kendala serius, sehingga anak-anak pun bisa konsentrasi mengerjakan soal ujian. Pikiran mereka tidak teralihkan dengan kendala teknis saat mengerjakan ujian.
Sementara itu, sejumlah sekolah juga menambah komputer untuk persiapan UNBK tersebut, salah satunya di SMAN I Kediri. Jumlah komputer di sekolah ini awalnya ada 120 unit, namun akan ditambah hingga 190 unit untuk keperluan kelancaran ujian.
Kepala SMAN I Kediri Widayat mengatakan jumlah anak didiknya yang akan mengikuti UNBK 2017 mencapai 372 anak, dari berbagai jurusan. Mereka terus mendapatkan latihan untuk ujian itu.
"Saat ini, anak-anak juga dilatih untuk persiapan ujian itu. Sejauh ini, latihannya lancar," katanya. (*)
Video oleh: Asmaul C