Malang, (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang menjalin kerja sama dengan United States for Internasional Development-Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (USAID - APIK) dalam upaya menanggulangi dampak perubahan iklim di pendidikan tersebut.
Kesepakatan kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang dikemas dalam acara bertajuk "Mewujudkan Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana (API-PRB) dalam Perencanaan Pembangunan Kota Malang yang Berketangguhan" di salah satu hotel di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
MoU tersebut ditandatangani Wali Kota Malang Moch Anton sebagai perwakilan Pemkot Malang dan Chief of Party Program Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan USAID Paul Jeffery.
Wali Kota Malang Moch Anton dalam sambutannya menyatakan apresiasinya terhadap kerja sama tersebut. "Sebagai dampak dari perubahan iklim tidak dapat dihindari lagi. Oleh karena itu berbagai pihak harus melakukan adaptasi mulai saat ini.," kata Anton.
Menurut dia, perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana tidak dapat lagi dilihat secara terpisah. Integrasi dua hal tersebut sangat krusial dan harus menjadi urusan bersama untuk membangun ketangguhan.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tren bencana di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2002 hingga tahun 2015, terutama bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor, puting beliung hingga cuaca ekstrim.
Dalam laporan yang sama juga disebutkan jika selama tahun 2016 setidaknya terjadi 1.700 kejadian bencana dengan korban ratusan jiwa. "Karena itu, kerja sama USAID - APIK dengan pemerintah adalah salah satu faktor kunci dalam keberhasilan program ini," ucapnya.
Sementara itu, selama 2016 USAID - APIK melakukan berbagai aksi di Kota Malang berkaitan dengan masalah adaptasi perubahan iklim. Salah satunya adalah melakukan kajian indeks risiko bencana dan kajian kerentanan di Kota Malang hingga pemasangan alat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Pada tahun 2017 ini USAID - APIK bersama dengan BPBD dan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) serta para pemangku kebijakan lainnya akan bergerak melakukan penyusunan rencana aksi.
Program USAID-APIK diinisasi untuk meningkatkan ketangguhan terhadap perubahan iklim dan bencana. Indonesia, merupakan salah satu negara yang sangat rawan akan perubahan iklim dan berbagai bencana alam yang terkait cuaca, sehingga berdampak pada ketahanan pangan dan sumber kehidupan.
Salah satu komponen tugas yang dilakukan oleh USAID - APIK adalah meningkatkan ketangguhan masyarakat dan pemerintah daerah terkait perubahan iklim dan bencana. Rencana aksi yang dimulai sejak 2016 hingga 2020 dan menyasar beberapa lokasi kegiatan, yakni Nasional (Jakarta), Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Maluku.
Khusus di Jawa Timur USAID - APIK bekerja sama dengan tujuh daerah yang berdekatan dengan DAS Brantas, yakni kawasan Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang), Sidoarjo, Mojokerto, Jombang dan Blitar.
Sementara itu, Chief of Party Program USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) Paul Jeffery mengatakan program dengan Pemkot Malang akan terjalin hingga empat tahun ke depan (2021). Program itu, selain memberikan edukasi kepada warga, juga berupaya untuk mencegah bencana alam yang berpotensi di Kota Malang, seperti banjir, longsor dan yang lainnya.
Ia menerangkan USAID telah menjalin kerja sama dengan tujuh pemkot/pemkab di Jawa Timur. Hanya saja, Paul tidak menjelaskan dana yang dikucurkan dalam program kerja sama itu. "Yang pasti, dana yang ada dioptimalkan untuk bencana yang masuk kategori prioritas," urainya.(*)
Pemkot Malang-USAID Kerja Sama Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim
Rabu, 22 Februari 2017 17:57 WIB