Pamekasan (Antara Jatim) - Wakil Bupati Pamekasan Halil Asy,ari menyatakan, keberadaan klub sepak bola Madura United FC di wilayah itu, mampu mendongkrak perekonomian masyarakat Pamekasan.
"Sejak laga kandang Madura United FC digelar di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan, perekonomian masyatakat sekitar stadion menjadi hidup," katanya kepada Antara di Pamekasan, Selasa.
Berbagai jenis usaha ekonomi masyarakat semakin berkembang, seperti usaha kuliner, jasa parkir, konfeksi dan percetakan sablon terpantau semakin hidup.
Wabup mengaku, Madura United secara tidak langsung telah membantu menghidupkan ekonomi masyarakat Pamekasan dalam banyak hal.
Demikian juga di bidang jasa transportasi, dan penyewaan rental kendaraan bermotor.
"Saya berharap banyak, Madura United ini tetap menjadikan stadion Gelora Ratu Pamelingan sebagai kandang klub," ucap wabup.
Wabup mengamukakan hal ini, menanggapi rencana manajemen Madura Udimaksud. pindah kandang dari Pamekasan ke Bangkalan.
Rencana pindah stadion ini berdasarkan catatan PSSI yang menyebutkan, pengelola stadion, yakni Pemkab Pamekasan harus melengkapi kekurangan dimaksud.
Ada beberapa poin yang menjadi catatan PSSI terkait stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan.
Antara lain, lapangan tidak rata, kondisi lapangan sangat keras, area teknik yang terdapat banyak kerikil yang dinilai regulator pertandingan sangat membahayakan bagi aktivitas pemain dan kru yang bertugas.
Kekurangan lainnya, tangga dari tribun VIP ke area teknik tidak ada, sehingga mobilitas Match Comisioner tidak bisa optimal.
Selain itu, pihak regulator juga mencatat, bahwa selama pertandingan berlangsung di Pamekasan, posisi mobil pemadam kebakaran hanya terlihat di satu pintu utama.
Demikian juga dengan akses masuk mobil untuk kepentingan evakuasi hanya bisa digunakan satu pintu.
Di bagian tribun ekonomi, tidak ada sekat pemisah untuk blok suporter tim tamu.
Padahal sesuai regulasi, suporter tim tamu berhak untuk mendapatkan hak pembelian tiket sebanyak 5-10 persen dari kapasitas stadion tuan rumah.
Pihak regulator juga mencatat, - kenyamanan tribun terganggu dengan pagar rangka besi yang besar.
Terdapat beberapa titik tempat duduk penonton yang terhalang rangka besi pagar. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penumpukan penonton di titik-titik tertentu dan bisa menyebabkan chaos karena rebutan tempat pandang nyaman.
Catatan lainnya yang juga ditemukan regulator penyelenggara pertandingan, pengeras suara tidak mampu menjangkau tribun ekonomi, sehingga instruksi ke penonton sering tidak sampai.
Catatan berikutnya yang perlu diperbaiki adalah akses pintu masuk tidak rata.
Area yang menjadi catatan pihak regulator ini, sebelumnya telah dijanjikan pihak pengelola stadion hendak diperbaiki dengan catatan klub sepak bola itu bisa memanfaatkan stadion Pamekasan, karena dengan adanya Madura United itu, perekomian masyarakat bisa meningkat.
"Kami sebenarnya sudah menyiapkan dana untuk melakukan perbaikan kekurangan fasilitas seperti yang disampaikan regulator itu. Tapi karena sampai saat ini belum ada kejelasan tentang usulan kontrak pengelolaan yang kami ajukan, kan tidak mungkin kami lakukan," kata Manajer Madura United FC Haruna Soemitro.
Dari sisi lokasi, kata dia, stadion Pamekasan memang lebih strategis, karena berada di pertengahan Pulau Madura.
"Tapi kalau penyedia tidak mau memberikan kepastian dan kenyamanan kepada kami, kami jelas akan mencari tempat stadion alternatif," katanya.
Klub sepak bola Madura United FC merupakan klub sepak bola profesional yang memiliki suporter tersebar di empat kabupaten di Pulau Garam itu.
Ini terjadi, karena klub ini mengusung nama Madura, bukan nama kabupaten tertentu seperti Persepam (Pamekasan) dan Perrsu di Kabupaten Sumenep.
Selain itu, Madura United murni dikelola dengan manajemen bisnis bola, dan tidak bernuansa politis, sehingga mampu menarik simpati masyarakat Madura dari lintas parpol, ormas dan lintas kabupaten di Pulau Madura. (*)