Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk membantu mencarikan jalan keluar bagi guru-guru "Raudhotul Athfal" (RA) agar kembali memperoleh insentif sebagaimana beberapa tahun lalu.
"Secara struktural, pembinaan guru RA ini di bawah Kementerian Agama, namun karena berada di wilayah Jatim maka Pemprov merasa ikut tanggung jawab," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di sela menerima pengurus Ikatan Guru Raudhotul Athfal (IGRA) di Kantor Gubernur di Surabaya, Senin.
Beberapa tahun yang lalu, para guru RA di Jatim setidaknya mendapat bantuan insentif sebesar Rp200 ribu setiap bulannya, itupun tidak semua guru memperoleh karena terbatasnya dana.
Kemudian, insentif dihentikan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2016 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, menyarankan kepada pengurus IGRA agar segera mengirim surat kepada Gubernur Jatim Soekarwo dengan harapan ada solusi.
"Sebab semua guru harus dibayar oleh Negara dan ini menjadi perhatian kami," ucap orang nomor dua di Pemprov Jatin tersebut.
Di Jatim sendiri, terdapat 6.880 Roudhotul Athfal di dengan jumlah guru mencapai 20 ribu orang yang menangani kurang lebih 300 ribu murid.
Peran guru RA, kata dia, sangat penting karena membantu Pemerintah menciptakan bahan baku yang kemudian siap untuk bersekolah di tingkat lebih tinggi, antara lain di dalam kurikulumnya mengedepankan permainan yang sifatnya memperkuat karakter anak.
"Pendidikan di RA mengajarkan kedisiplinan, kejujuran, kemampuan untuk memahami kepentingan publik," katanya.
Selain itu, mantan ketua umum Gerakan Pemuda Ansor tersebut berharap RA tak membebani tugas berat terhadap anak serta diperlukan inovasi dengan kurikulum baru dan tepat bagi pendidikan anak usia dini saat ini. (*)