Surabaya (Antara Jatim) - Perusahaan Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) menggelar kegiatan peningkatan kapasitas satuan petugas penanggulangan bencana (Satgas PB) kegagalan teknologi industri.
"Kami dilatih melakukan penyelamatan kepada korban, terutama saat terjadi keadaan darurat atau kegagalan teknologi industri di perusahaan maupun masyarakat sekitar lokasi perusahaan," ujar Staf Health Safety Environmental (HSE) JOB PPEJ Hendra Awali Putra kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Sebelumnya, kegiatan serupa telah digelar yakni berupa pembentukan pembentukan desa tangguh bencana dan simulasi pada pertengahan Januari 2017 yang merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya.
"Tapi tahun-tahun sebelumnya hanya latihan saja. Dari hasil tinjauan, ternyata kami butuh pengembangan kapasitas personal orangnya dan pembekalan. Kami dijuga dilatih menghadapi kebakaran," ucapnya.
Pada pelatihan tersebut, JOB PPEJ menggandeng Badan SAR Nasional (Basarnas) Surabaya dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban yang diikuti sebanyak 60 orang dan dilaksanakan selama tiga hari, mulai Selasa-Kamis, 24-26 Januari 2017.
Hari pertama digelar pembekalan materi dan praktik lapangan "vertical rescue" di kantor Basarnas Surabaya, kemudian hari kedua dilakukan praktik lapangan "water rescue" di sungai Songa, Probolinggo, serta hari terakhir ditutup dengan latihan fisik peserta di Gunung Bromo.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban Joko Ludiyono dalam sambutan pembukaan mengatakan secara geografis, klimatologis dan hidrologis wilayah Tuban memiliki potensi ancaman bencana yang cukup besar.
Hal ini, kata dia, berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2013.
"Nilai indeks risiko bencana untuk Tuban mencapai skor 175. Nilai itu termasuk klas risiko bencana tinggi. Tuban menempati urutan 145 dari 496 kabupaten/kota se-Indonesia yang rawan atas risiko bencana," katanya didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Rizal Amperawanto.
Menurut dia, di Tuban berdiri beberapa perusahaan nasional bahkan internasional yang bergerak di bidang usaha tambang, antara lain JOB PPEJ, PT TPPI, PT Semen Indonesia, PT Holchim, PLTU Tanjung Awar Awar dan lainnya.
Selain manfaat peningkatan ekonomi, kata dia, perlu diwaspadai dampak negatif dari kegiatan operasi produksi yang menimbulkan potensi ancaman bencana di sekitar lokasi usaha.
"Kegagalan teknologi dan dampak industri salah satu ancaman bencana yang diakibatkan faktor non-alam, bisa berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit," katanya. (*)