Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) berencana membangun pelabuhan di kawasan selatan Jawa Timur, yang telah diajukan ke Pemerintah Pusat dan mendapat respon positif.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Pemprov Jatim Wahid Wahyudi, saat berbicara di Forum Maritim Jawa Timur, Jumat, mengatakan pengembangan wilayah selatan Jawa Timur menjadi salah satu prioritas perencanaan pembangunan infrastruktur bagi Pemprov Jatim di tahun 2017.
Forum yang digagas dan dimoderatori oleh pakar kemaritiman dari Kampus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Prof Daniel M Rosyid, PhD itu berlangsung di Ruang Karang Jamuang, Kantor PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Surabaya. Dalam kesempatan itu, Wahid memaparkan, wilayah selatan Jawa Timur, yang meliputi eks- Karesidenan Kediri, terdiri dari Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Kabupaten Trenggalek, ditambah Kabupaten Pacitan, Ponorogo, dan Ngawi, memiliki banyak potensi yang dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.
Sebutlah potensi perikanan, pertambangan, dan perkebunan. Persoalannya selama ini di kawasan tersebut tidak mendapat dukungan infrastruktur yang memadai sehingga untuk mendistribusikan potensi yang dimiliki warga setempat harus mengeluarkan banyak biaya. "Saat ini baru terbangun jalan darat Jalur Lintas Selatan untuk mencapai kawasan tersebut," terang Wahid.
Sedangkan rencana pembangunan bandar udara baru mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo yang diharapkan sudah dapat mulai dibangun pada 2017. "Kita sudah mendapat kabar dari Kementerian Perhubungan kalau Presiden Joko Widodo sudah menyetujui rencana pembangunan bandar udara di wilayah selatan Jawa Timur, yang artinya pada 2017 sudah bisa kita mulai pembangunannya. Tapi itu semua menjadi percuma kalau wilayah selatan Jawa Timur tidak memiliki pelabuhan sendiri," ucapnya.
Sebab pelabuhan di Jawa Timur hanya ada di Probolinggo, Tanjung Perak Surabaya, dan Lamongan. "Biaya logistiknya terlalu mahal kalau distribusi untuk segala potensi dari wilayah selatan Jawa Timur lewat jalur laut harus melalui tiga pelabuhan tersebut. Solusinya, agar bisa murah dan potensi yang ada bisa bersaing di luar pulau, wilayah selatan Jawa Timur harus punya pelabuhan sendiri," tegasnya.
Untuk itu Pemprov Jatim telah mengajukan rencana pembangunan pelabuhan di wilayah selatan ke Pemerintah Pusat melalui Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Lokasinya diperjuangakan agar dapat dibangun di kawasan Pelabuhan Prigi, Trenggalek, yang menurut Wahid, telah melalui survei, bahwa kawasan laut tersebut tidak membutuhkan pemecah gelombang sehingga terbilang layak untuk dibangun pelabuhan.
Pihaknya telah menyiapkan kajian, meliputi studi kelayakan, Amdal, detail engineering design (DED), termasuk Rencana Induk Pelabuhan Prigi. "Sekarang kita sedang berupaya untuk masuk di dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional. Kemarin saya dari Jakarta, baru pulang tadi pagi, untuk memperujuangkan itu di Dirjen Perhubungan Laut. Alhamdulillah Dirjen Perhubungan Laut sudah menyetujui untuk dibangun Pelabuhan Prigi. Sekarang sudah dimasukkan di dalam draft revisi Rencana Induk Pelabuhan Nasional, sehingga kita tinggal membangun fisiknya," ungkapnya.
Wahid menyebut butuh anggaran Rp80 miliar untuk pembangunannya, yang akan dilakukan secara terpadu melalui APBN, APBD Pemprov Jatim, dan APBD Pemkab Trenggalek. "Kemarin sudah kami upayakan kepada Pak Dirjen supaya pendanaannya dapat dialokasikan dalam APBN Perubahan di tahun 2017 agar pembangunannya cepat terealisasi," imbuhnya.