Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya membuat pohon natal dari 157 ban
untuk memperingati natal sekaligus sebagai upaya menarik pengunjung
perpustakaan di kampus tersebut.
Dian Wulandari, Kepala Perpustakaan UK Petra, Rabu, menjelaskan
filosofi dari pohon natal dari ban adalah tak hanya sebagai hiasan namun
juga bagaimana iman dalam kehidupan manusia. Selain itu juga sebagai
pegangan hidup yang kokoh demi mencapai keselamatan
"jika dicermati, tampak terlihat dengan jelas badan ban dalam pohon
natal tersebut sengaja dibuat berukit-ukir agar mempunyai daya
cengkeram yang kuat sehingga tidak mudah tergelincir seperti halnya
iman," katanya.
Selain itu, lanjutnya, pohon ban ini juga sebagai bentuk
pengharapan manusia akan keselamatan yang digambarkan dari sifat ban,
yang bila makin lama dipakai makin menipis maka perlu diperbarui.
Pengharapan manusia menurutnya sering kali menipis akibat kejenuhan
sehingga memerlukan pembaharuan dengan refleksi serta introspeksi diri,
salah satunya melalui peringatan kelahiran Yesus Kristus sang Juru
Selamat.
�Sifat dari kasih Kristiani yang tak memegahkan diri dan rela
berkorban juga tergambar dari keberadaan ban, selalu di bagian paling
bawah dari kendaraan yang membuat badannya akan habis tergerus demi
tugas memikul seluruh penumpang agar sampai ke tujuan dengan selamat,�
paparnya.
Dirinya menjelaskan, ide membuat pohon natal unik di UK Petra telah
berlangaung beberapa tahun. Sebelumnya bahkan pohon natal sempat dibuat
dari kursi. Inisiator dan pembuat pohon tersebut merupakan dosen UK
Petra, Titien Wahono.
Kali ini tema yang diambil oleh UK Petra adalah tema Batak. Oleh
sebab itu, warna pohon diambil dengan warna merah dipadu putih dan emas.
Proses pembuatan pohon berdiameter 2,5 meter dengan tinggi 5,5 meter
ini dilakukan selama seminggu.
Pohon ban ini disusun mulai dari ukuran paling besar mengerucut
keatas dengan ban ukuran paling kecil. Layaknya pohon natal, hiasan
pohon juga menggantung diantara sela lubang ban.
"Karena di ruang publik, dan butuh pengeboran setiap ban dengan
rangkanya. Proses pembuatan dilakukan malam hari saat jam layanan
perpustakaan selesai," ungkap Titien.
Sementara itu, Kezia Endhy (21), mahasiswa semester V jurusan
Informatika UK Petra mengungkapkan keunikan pohon natal ini juga telah
menarik minat teman-temannya untuk datang ke perpustakaan.
"Awalnya memang kesan unik itu yang bikin menarik sejak pohonnya
masih setengah jadi. Tapi lama-lama ada penjelasan kenapa pohonnya dari
ban dan filosofinya," katanya.
Dirinya mengatakan filosofi dalam pohon natal ini membuatnya lebih
memaknai natal yang akan datang dan intropeksi diri. (*)
UK Petra Buat Pohon Natal dari Ban
Rabu, 14 Desember 2016 18:47 WIB
"jika dicermati, tampak terlihat dengan jelas badan ban dalam pohon natal tersebut sengaja dibuat berukit-ukir agar mempunyai daya cengkeram yang kuat sehingga tidak mudah tergelincir seperti halnya iman," katanya.