Bojonegoro (Antara Jatim)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan tidak membantu petani korban banjir di sejumlah kecamatan yang tanaman padinya rusak terendam air banjir luapan Bengawan Solo.
"Pemkab tidak mengalokasikan anggaran untuk membantu petani yang tanaman padinya rusak terendam air banjir Bengawan Solo," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, di Bojonegoro, Rabu.
Dengan demikian, kata dia, petani yang tanaman padinya rusak terendam air banjir dengan luas 5.086 hektare di sejumlah kecamatan tidak memperoleh bantuan benih atau sarana produksi (saprodi).
Namun, menurut dia, tanaman padi seluas 5.086 hektare di sejumlah kecamatan itu, di antaranya, ada yang masuk menjadi peserta asuransi usaha tanam padi (AUTP).
Sesuai ketentuan, kata dia, petani yang tanaman padinya masuk AUTP hanya dengan membayar Rp36 ribu per hektare selama semusim bisa memperoleh klaim asuransi Rp6 juta apabila ada musibah seperti banjir.
"Tapi luas tanaman padi yang masuk AUTP yang terendam air banjir saya tidak hapal. Kalau di seluruh Bojonegoro tanaman padi peserta AUTP pada musim hujan mencapai 3.000 hektare," jelas dia.
Ia memperhitungan biaya produksi tanaman padi mulai tenaga kerja, mengolah tanah, membeli bibit dan pupuk mencapai Rp6 juta/hektare.
Berdasarkan pengalaman banjir yang baru berlangsung, ia mengimbau petani yang menanam padi pada musim hujan bisa ikut AUTP.
Sebab, lanjut dia, program AUTP tidak hanya untuk tanaman padi yang mengalami bencana kekeringan, tetapi juga bencana banjir.
"Kalau ikut program AUTP begitu terkena musibah banjir karena memperoleh ganti rugi maka petani tidak merugi," ucapnya, menegaskan.(*)
Pemkab Bojonegoro Tidak Bantu Petani Korban Banjir
Rabu, 7 Desember 2016 14:04 WIB
"Pemkab tidak mengalokasikan anggaran untuk membantu petani yang tanaman padinya rusak terendam air banjir Bengawan Solo," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, di Bojonegoro, Rabu.