Nganjuk (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menyebutkan bayi yang meninggal dunia setelah diimunisasi itu bukan karena bermasalah saat imunisasi, melainkan disebabkan menderita sakit diare.
"Penyebabnya bukan karena imunisasi. Kami sudah koordinasi dengan RSUD Nganjuk dan RS Bhayangkara, ternyata karena diare," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk Sugeng Budi Wiyono di Nganjuk, Kamis.
Namun, ia mengaku untuk penyebab diare itu belum mengetahui dengan pasti, bisa jadi kebersihan kurang saat membersihkan botol untuk susu formula atau bagian dot.
"Kami tidak tahu persis dari mana penyebab diare pastinya, asumsi sementara kebersihan kurang," katanya.
Sugeng mengatakan, efek imunisasi pada tubuh bayi bisa beragam, misalnya panas. Namun, bidan pun sudah menyiapkan obat turun panas yang diberikan pada balita pascaimunisasi.
Namun, untuk bayi yang sakit saat diimunisasi, Sugeng mengatakan dari aturan jika sakitnya ringan seperti flu, imunisasi masih bisa diberikan, namun jika dianggap berat misalnya dehidrasi imunisasi tidak diperkenankan.
Pihaknya juga sudah langsung membentuk tim untuk mencari kepastian serta kronologis kejadian meninggalnya dua bayi di Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, setelah diimunisasi.
Hasil pemeriksaan tim khusus itu, tenaga kesehatan dari posyandu serta sarana dan prasarana serta vaksin tidak ada masalah. Tim medis juga memastikan kualitas vaksin, dimana kualitasnya cukup bagus.
"Vaksin dari pemerintah provinsi, pusat, dan semua produk Biofarma. Kami juga sudah klarifikasi, dari tenaga kesehatan, posyandu, serta melihat sarana prasarana vaksin masih bagus. Vaksin juga tidak ada masalah, indikator VVM (Vaccine Vial Monitor/ indikator paparan panas yang melekat pada setiap vial vaksin) bagus," paparnya.
Ia juga mengatakan, bidan yang bertugas pun merasa beban dengan kejadian ini, terlebih lagi hal ini pertama kali terjadi di Nganjuk. Sebelumnya, belum ada laporan bayi meninggal setelah imunisasi.
Namun, ia menegaskan bidan pun sudah bekerja keras melaksanakan SOP (standar operasional prosedur) dengan benar. Insiden tersebut menurut dia, juga tidak dikehendaki.
"Bidan pun trauma, tapi kecelakaan siapa yang tahu. Untuk sementara, tenangkan psikis di induk (puskesmas) dulu, nanti di wilayah kami siapkan lagi di sana (petugas), yang jelas layanan ke masyarakat harus tetap jalan," jelasnya.
Dua bayi di Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, meninggal dunia setelah diimunisasi oleh petugas kesehatan di desa setempat. Bayi Arya Rendra Priyatama (dua bulan) meninggal pada 19 Oktober. Selain Arya, bayi lain yang juga meninggal adalah Divia Akila Putri (sembilan bulan). (*)