Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 5.012 polisi di jajaran Polda Jatim siap mengantisipasi mogok kerja buruh nasional dan aksi massal ormas agama dalam kurun 26 Oktober hingga 4 November 2016.
"Insya-Allah, Jatim akan aman, karena kita akan kedepankan pendekatan preventif, pre-emtif, dan intelijen," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji dalam gelar pasukan antisipasi unjuk rasa itu di lapangan Mapolda Jatim, Rabu.
Dalam gelar pasukan tiga SSK personel Polda Jatim dari Polairud, Obvit, Brimob, Reserse, Lalu Lintas, dan personel gabungan itu, ia menjelaskan peserta mogok buruh dan aksi ormas berkisar 3 juta.
"Informasi yang kami terima secara nasional akan terjadi pada 20 provinsi dan 150 kabupaten/kota, termasuk Jatim, tentu akan berdampak, karena akan menghentikan proses produksi industri," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan antisipasi pada kawasan industri, perkantoran, bandara, pelabuhan, dan objek vital lainnya, termasuk mengantisipasi gesekan massa saat aksi massa ormas agama secara nasional pada 4 November 2016.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Jatim meminta anggota untuk melakukan pemetaan massa dan melakukan koordinasi dengan koordinator aksi di lapangan (korlap).
"Kita koordinasi dengan korlap, karena kalau ada masalah hukum ya mereka yang harus bertanggung jawab," katanya, didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono.
Ditanya antisipasi terorisme di Jatim terkait penangkapan terduga teroris di Magetan (25/10), ia mengatakan terorisme di Jatim itu sudah lama menjadi atensinya.
"Tapi, penangkapan di Magetan itu tanyakan kepada Densus 88/Polri, karena penangkapan itu memang merupakan rangkaian penangkapan teroris di Solo," katanya.
Senada dengan itu, Direktur Pam Obvit Polda Jatim Kombes Pol Yoyok Subagiono menegaskan bahwa pihaknya sudah siap mengamankan aksi mogok massal itu, terutama sopir angkutan BBM.
"Kami sudah melakukan pendekatan dengan Pertamina untuk melakukan beberapa skenario agar aksi mogok sopir angkutan BBM itu tidak mengganggu distribusi BBM kepada masyarakat," katanya.
Ia mencontohkan antisipasi itu antara lain dilakukan dengan pemetaan sopir yang mungkin mogok, lalu diantisipasi dengan sopir cadangan agar distribusi BBM tidak terganggu.
"Bahkan, saya juga menjanjikan siap mengondisikan personel untuk menjadi sopir cadangan bila jumlahnya masih kurang, karena jangan sampai distribusi BBM terganggu," katanya.
Sementara itu, Sekretaris PWNU Jatim Prof Akhmad Muzakki menyatakan pihaknya juga meminta umat Islam untuk mewaspadai provokasi dalam setiap aksi massa, karena citra Islam akan tercoreng.
"Untuk itu, kami tidak akan menurunkan massa dalam aksi 4 November itu, karena kita menjaga nama Islam dan mempercayakan masalah hukum kepada polisi dan pengadilan," katanya.
Pihaknya menjamin bahwa massa yang mengaku NU dan membawa bendera NU dalam aksi ormas Islam akhir-akhir ini di Jakarta dan Jatim, termasuk Surabaya, bukanlah merepresentasikan NU.
"Kami sudah menelusuri hal itu, ternyata bendera NU dalam aksi di Surabaya ada sembilan dan baru dibuat, namun tidak bisa dianggap merepresentasikan NU, bahkan yang di Pasuruan itu juga pernah diusir warga Pasuruan ke Jakarta," katanya. (*)
5.012 Polisi Jatim Siap Antisipasi Mogok Nasional
Rabu, 26 Oktober 2016 18:48 WIB
Informasi yang kami terima secara nasional akan terjadi pada 20 provinsi dan 150 kabupaten/kota, termasuk Jatim, tentu akan berdampak, karena akan menghentikan proses produksi industri.