Bojonegoro (Antarajatim) - Objek wisata api abadi Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur tidak hanya elok, tapi juga semakin "menor" dengan adanya pembenahan di lokasi setempat.
Pemerintah kabupaten (pemkab) menambah gerbang di lokasi jalan masuk di tengah-tengah kawasan hutan dengan pintu gerbang yang dilengkapi dengan asesoris cukup besar dengan warna merah mirip api yang menyala.
Tidak hanya itu, di dalam kawasan objek wisata di tengah-tengah kawasan hutan jati itu, juga dilengkapi dengan sebuah gazebo untuk menyepi dan sebuah kamar kecil berupa bangunan pohon jati yang cukup besar.
Seorang warga di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro Nove Zain Wisuda, dalam perbincangan dengan Antara mengaku pernah mempromosikan sejumlah objek wisata di daerahnya juga kuliner kepada warga dari berbagai negara di Belanda, beberapa waktu lalu.
Ketika itu, ia sedang menjalani pendidikan kesehatan di Kolonial Institut (KIT) Amsterdam, Belanda sehingga bisa bertemu dengan mahasiswa dari berbagai negara, antara lain, Belgia, Bangladesh, India, Prancis, juga negara lainnya.
"Mereka rata-rata tertarik mengunjungi Bojonegoro untuk melihat Kahyangan Api. Bagi mereka sesuatu yang menakjubkan ada api yang bisa tetap menyala keluar dari dalam tanah," jelas pegawai negeri sipil (PNS) di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro itu.
Mencapai lokasi objek wisata Kahyangan Api yang pernah dimanfaatkan untuk pengambilan api PON 2000 tidaklah sulit. Hanya saja untuk mencapai lokasi sangat jarang kendaraan umum yang melewati lokasi setempat.
Kebanyakan pengunjung dari wisatawan domestik (wisdom) membawa kendaraan sendiri roda dua atau roda empat, dengan jarak tempuh dari Kota Bojonegoro, sekitar 25 kilometer. Di sepanjang perjalanan masih bisa dijumpai pohon jati yang cukup besar, tapi juga di sejumlah lokasi sudah gundul akibat penjarahan.
Seorang petugas penjaga Kahyangan Api dari Disbudpar Bojonegoro Sarji menjelaskan pengunjung objek wisata Kahyangan Api dari wisdom lokal, juga berbagai daerah di Jatim dan Jateng, tahun ini semakin meningkat dibandingkan tahun lalu.
"Peningkatannya kurang lebih dua kali lipat dibandingkan tahun lalu," ucapnya.
Ia menyebutkan sekarang ini jumlah pengunjung rata-rata mencapai 700 wisdom setiap libur akhir pekan, bahkan lebih kalau hari libur penting seperti Hari Raya Idul Fitri.
"Pengunjung sebagian besar datang untuk bersantai dan melihat api Kahyangan Api," ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pariwisata Disbudpar Bojonegoro Tri Inmiarta yang menyebutkan bahwa peningkatan pengunjung di objek wisata Kahyangan Api cukup sifnifikan setelah dilakukan berbagai pembenahan.
Ia memberikan gambaran pengunjung objek wisata Kahyangan Api di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem, sebanyak 22.588 wisdom pada 2014 dan 34.729 wisdom pada 2015.
Tapi, ia membandingkan pengunjung Kayangan Api tahun ini, hingga Agustus bisa mencapai 70 ribu pengunjung.
Karena ada pembenahan, katanya, tiket masuk juga masuk yang semula semula Rp3.000 per orang, naik menjadi Rp7.500 (kahyangan api).
"Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan pengunjung objek wisata yang ada, karena sejak 2016 ini pemkab mencanangkan tahun sadar wisata," tutur Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, menambahkan. (*)
Kahyangan Api Bojonegoro Semakin "Menor"
Jumat, 9 September 2016 13:27 WIB
"Mereka rata-rata tertarik mengunjungi Bojonegoro untuk melihat Kahyangan Api. Bagi mereka sesuatu yang menakjubkan ada api yang bisa tetap menyala keluar dari dalam tanah," jelas pegawai negeri sipil (PNS) di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro itu.