Surabaya (Antara Jatim) - Panglima Daerah Militer V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana menyatakan prajuritnya siap membantu pelaksanaan rehabilitasi rumah maupun sekolah akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Trenggalek beberapa waktu lalu.
"Pada prinsipnya, anggota TNI siap mendapat tugas apapun, termasuk membantu rehabilitasi bangunan yang terkena dampak banjir dan tanah longsor," ujarnya ketika ditemui usai memimpin upacara bendera di Lapangan Makodam V/Brawijaya di Surabaya, Senin.
Di Trenggalek, pekan lalu terjadi banjir dan tanah longsor yang berdampak pada 30 ribu jiwa dan sekitar 7.500 rumah rusak, termasuk sejumlah sarana pendidikan berupa sekolah.
Jenderal bintang dua tersebut mengaku telah meninjau langsung titik bencana pada 20 Agustus lalu dan mendapat laporan banjir telah surut.
Menurut dia, di beberapa lokasi memang menjadi langganan bencana sehingga harus ada pembenahan menyeluruh agar kejadian serupa tak terulang.
"Kalau proses pembenahan merupakan wewenang pemerintah. Kami di TNI selalu siaga dan siap membantu, mulai pembersihan hingga pembangunan sarana di sana," ucap mantan Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhannas tersebut.
Di sisi lain, pemerintah saat ini berusaha membenahi sarana, termasuk upaya antisipasi agar bencana alam tak terjadi lagi di lokasi sama.
Bahkan, Pemprov Jatim telah mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk membenahi pelengsengan di sejumlah titik di Trenggalek untuk menahan aliran air sungai agar tidak menggerus bagian dinding sungai.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf juga telah meninjau lokasi banjir dan bekerja sama dengan BPBD memberikan bantuan makanan serta minuman untuk suplai masyarakat yang terdampak banjir.
Terkait penyebab banjir, Gus Ipul, sapaan akrabnya menjelaskan karena volume air karena hujan deras sehingga aliran air turun cukup banyak.
Air tersebut, lanjut dia, berasal dari Ponorogo dan Gunung di Kampak sehingga dengan volume seperti itu menyebabkan beberapa jembatan jebol, jalan rusak, rumah warga tergenangi air sampai 150 centimeter, bahkan terjadi bencana tanah longsor. (*)