Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 193 negara dijadwalkan menghadiri The Third Sesion of The
Preparatory Committee of the Habitat III Conference yang diselenggarakan
di Kota Surabaya pada 25-27 Juli 2016.
"Kegiatan ini akan dihadiri sekitar 33 menteri, 4.500 delegasi dari
193 negara. Acara ini merupakan hal yang sangat penting bagi PBB dan
Indonesia," kata Sekretaris Jendral Konferensi UN Habitat III, Joan Clos
dalam sambutannya saat pengibaran bendera PBB dan Indonesia yang
menandai serah terima pengamanan Grand City dari Wali Kota Surabaya Tri
Rismahartini bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki
Hadimulyono kepada PBB di halaman Grand City, Minggu.
Konferensi UN habitat yang diprakarsai PBB ini pelaksanaannya rutin
setiap 20 tahun sekali. Dalam even tersebut berbagai isu pentig
meliputi lingkungan perumahan, pemukiman dan perkotaan dibahas guna
menghasilkan suatu kesepakatan yang bersifat global.
Konferensi UN habitat telah digelar dua kali, yaitu pada tahun 1976
dan 1996. Pada tahun 2016 ini penyelenggaraannya di Equador. Namun
sebelum itu, didahului dengan penyelanggaraan kegiatan Prepcom III UN
Habiatat III di Surabaya.
Joan mengaku pernah datang ke Surabaya dalam kunjungan formal untuk
memantau pembangunan perkotaan yang ada. Ia menilai Kota Surabaya bisa
menjadi contoh bagi kota lainnya.
"Surabaya yang terdepan. Ini inspirasi bagi kita semua. Bisa menjadi contoh, meski tantangan selalu ada," katanya.
Joan Clos mengapresiasi perjuangan pemerintah Kota Surabaya dalam
mengembangkan kotanya menjadi lebih baik. Meski kadang menemui
keterbatasan dalam sumber daya. Namun demikian, kendala tersebut bisa
diatasi dengan inovasi dan kreativitas yang dilakukan pemertintah kota.
"Upaya pemerintah kota untuk mengatasi kendala yang ada cukup baik," katanya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki
Hadimulyo mengatakan penyelenggaraan Prepcom III UN Habitat biasanya di
kantor PBB. Jadi, penyelenggaraan di Kota Surabaya adalah yang pertama
di luar kantor PBB dan Asia.
"Sebelumnya di New York dan di Kenya selalu di Kantor PBB," katanya.
Dalam even internasional ini, sebagai negara kepulauan, Indonesia
akan membawa isu-isu tentang negara kepulauan yang berkaitan dengan
pembangunan perkotaannya.
Basuki Hadi Mulyono menyatakan untuk mengatasi masalah kawasan
kumuh, pihaknya mempunyai program 100-0-100 dengan tujuan menghilangkan
kawasan kumuh di perkotaan.
"Ini kesempatan yang kami negosiasikan dalam `new` agenda perkotaan di equador nanti," katanya.(*)
Prepcom III UN Habitat di Surabaya Dihadiri 193 Negara
Minggu, 24 Juli 2016 17:57 WIB
Kegiatan ini akan merupakan hal yang sangat penting bagi PBB dan Indonesia