Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa
Timur menyebutkan jumlah pelajar yang putus sekolah di daerah tersebut
selama tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 46 anak.
"Paling banyak siswa `drop out` pada jenjang pendidikan SMP/MTs,
totalnya ada 26 siswa pada tahun ajaran kemarin," kata Kabid Pendidikan
Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Iswanto, di Tulungagung,
Jumat.
Menurut Iswanto, banyak faktor yang mempengaruhi anak sehingga
mereka putus sekolah atau drop out (DO), salah satunya karena faktor
ekonomi sehingga membuat anak terpaksa membantu orang tua bekerja
ketimbang melanjutkan sekolah.
"Mungkin anaknya ingin melanjutkan dan orang tuanya sadar akan
pentingnya pendidikan, tapi faktor biaya menjadi hambatan yang tidak
bisa mereka atasi," ujarnya pula.
Kendati sudah ada program pendidikan gratis melalui bantuan
operasional sekolah hingga beasiswa bagi siswa miskin, sejumlah
kebutuhan tambahan diduga menjadi pertimbangan yang memberatkan orang
tua atau wali siswa.
"Seperti biaya jajan anak, transportasi apabila harus naik
kendaraan umum, pakaian, sepatu, alat tulis dan lain-lain. Sekalipun
anak itu masuk Kartu Indonesia Pintar, tapi kebutuhan hidup tidak ada
hentinya. Faktor inilah yang mungkin menjadi hambatan," katanya pula.
Guna mengantisipasi hal itu, lanjut dia, Disdik Tulungagung kini
berusaha membantu bagaimana sekolah bisa mengupayakan anak tetap
melanjutkan pendidikan.
Salah satu yang kini gencar dilakukan adalah bekerja sama dengan
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) agar menghentikan anak untuk tidak
bekerja.
"Pendidikan itu penting, apalagi pendidikan dasar harus diberikan
mulai usia tujuh tahun hingga 15 tahun," kata Iswanto lagi.(*)
Puluhan Anak Tulungagung "DO" Karena Faktor Ekonomi
Jumat, 22 Juli 2016 22:18 WIB
"Mungkin anaknya ingin melanjutkan dan orang tuanya sadar akan pentingnya pendidikan, tapi faktor biaya menjadi hambatan yang tidak bisa mereka atasi," ujarnya.