Trenggalek (Antara Jatim) - Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman mengatakan perbaikan tata niaga
pertanian membutuhkan rentang waktu tertentu sehingga dilakukan bertahap
sampai mata rantai distribusi berhasil dipangkas.
"Ini memang membutuhkan waktu, tidak bisa selesai satu hari.
Minimal antara 2-3 tahun baru tercapai kondisi ideal," kata Mentan saat
melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat.
Ia mencontohkan program pembangunan infrastruktur pertanian sudah
mulai tertata, alat mesin pertanian (alsintan) naik 100 persen, dan
irigasi tiga juta terbangun dalam satu tahun kerja.
"Artinya apa, kita ada gerakan yang luar biasa dilakukan untuk
memperbaiki sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Tapi itu butuh
waktu, tidak bisa seketika langsung jadi. Kalau begitu sim salabim
namanya," katanya.
Kendati belum sempurna, Mentan mengaku optimistis tata niaga pertanian segera menjadi efisien.
Menurut dia, terpangkasnya jalur distribusi hasil maupun bahan baku
pertanian akan memacu produktivitas pertanian di tanah air, baik padi,
jagung, kedelai maupun komoditas hortikultura.
"Target ke depan adalah meminimalkan impor semua jenis produk
pertanian, termasuk hortikultura. Bukan dihentikan, tapi disesuaikan
kebutuhan dan bukan karena permainan sekelompok kepentingan (kartel),"
ujarnya.
Mentan mengatakan, saat ini produksi padi mencapai titik volume tertinggi dalam kurun sepuluh tahun terakhir.
"Stok pangan nasional saat ini sudah mencapai 2,2 juta ton," paparnya.
Dibanding tahun-tahun sebelumnya, kata Mentan, impor beras nasional
sempat menyentuh angka sekitar 7 juta ton dan naik saat terjadi badai
elnino hingga impor tembus sekitar 12 juta ton.
"Alhamdulillah sekarang impor cadangan beras tahun ini hanya
sekitar 1 juta ton itupun semoga tidak terpakai seiring produksi beras
nasional yang teris membaik," katanya.
"Pengaturan tata niaga menjadi kunci agar petani kita sejahtera.
Dengan tata niaga yang pendek dan efisien, tentunya disparitas nilai
barang pertanian dari petani ke konsumen tidak akan terlalu jauh.
Demikian pula sebaliknya," katanya. (*)
Mentan: Perbaikan Tata Niaga Pertanian Dilakukan Bertahap
Jumat, 13 Mei 2016 19:33 WIB
"Artinya apa, kita ada gerakan yang luar biasa dilakukan untuk memperbaiki sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Tapi itu butuh waktu, tidak bisa seketika langsung jadi. Kalau begitu sim salabim namanya," katanya.