Bojonegoro (Antara Jatim) - Seluas 786 hektare tanaman padi siap panen di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terendam air banjir luapan Bengawan Solo yang terjadi sejak sehari lalu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Selasa, mengatakan areal tanaman padi yang terparah terendam air banjir antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Baureno dan Kanor.
"Kami mengirimkan 150 terpal dan 2.000 karung untuk petani di Kecamatan Baureno,"yang memanen paksa tanaman padinya, jelas dia.
Ia menyebutkan petani yang sekarang ini memanen paksa tanaman padinya di Kecamatan Baureno, antara lain, di Desa Karang Dayu, Tangungan, Kadungrejo, Kalisari, dan Lebaksari.
Daerah yang tanaman padinya juga terndam air banjir, lanjut dia, di sejumlah desa di Kecamatan Kanor.
"Tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Balen, yang terendam air banjir tidak luas. Petani sudah banyak yang memanen tanaman padinya sebelum banjir datang," jelas Andik, yang sekarang berada di lokasi banjir di Kecamatan Balen.
Lebih lanjut ia menjelaskan pemerintah kabupaten (pemkab) tetap mewaspadai banjir susulan luapan Bengawan Solo di daerahnya, meskipun ada kecenderungan ketinggian air mulai turun menjadi 14,60 meter (siaga II), Selasa pukul 11.00 WIB.
Ketinggian air di daerahnya itu, mengalami penurunan sekitar 0,30 meter dalam tiga jam terakhir.
"Kewaspadaan tetap, sebab sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Karangploso, Malang, curah hujan selama Februari masih tinggi," paparnya.
Sesuai laporan yang diterima, daerah terdampak genangan banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang, tercatat sebanyak 37 desa yang tersebar di 11 kecamatan, antara lain, Kecamatan Malo, Trucuk, Baureno, Kanor, Kota, dan Balen.
Banjir telah merendam tanaman padi seluas 786 hektare, juga merendam tanaman palawija seluas 90 hektare, dan menggenangi 663 rumah warga.
"Kerugian dampak banjir yang disebabkan rusaknya tanaman padi masih dalam perhitungan, sebab yang melaporkan kerugian kerusakan tanaman padi baru Kecamatan Kanor, sebesar 54 juta," jelas dia. (*)