Bojonegoro (Antara Jatim) - Ribuan hektare tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terancam rusak, disebabkan terendam air banjir dari luapan Kali Pundung Kembar, sejak Jumat (22/1).
Kepala Desa Banjaran, Kecamatan Baureno, Bojonegoro Subhan, Selasa, mengatakan, tanaman padi yang terendam air banjir bisa rusak, karena sampai hari ini belum surut.
Di desanya, katanya, tanaman padi yang terendam air banjir sekitar 140 hektare, dengan usia sekitar sebulan. Begitu pula, banjir juga merendam tanaman padi antara lain, di Desa Sraturejo, Blongsong, Drajat, Ngemplak, Sembunglor, dan Pomahan, juga di Kecamatan Baureno.
"Luas semua tanaman padi yang terendam air banjir di seluruh Kecamatan Baureno, saya tidak tahu. Tapi, luasnya bisa mencapai ribuan hektare, dengan usia tanaman padi rata-rata sebulan," katanya.
Ia juga mengaku sekarang ini belum tahu kondisi tanaman padi yang terendam air banjir di desanya, sebab air banjir luapang Kali Pundung Kembar, belum surut.
"Kemungkinan masih bisa hidup kalau air segera surut, sebab rata-rata usia tanaman padi yang terendam air banjir sekitar sebulan," ucapnya, menegaskan.
Namun, menurut dia, kalau genangan banjir bertahan lama, maka tanaman padi yang terendam air banjir, akan rusak. "Lihat hujan sekarang masih saja turun, sehingga kalau genangan air banjir bisa berlangsung lama," ujarnya.
Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, menyatakan sudah menerima laporan adanya luapan air banjir Kali Pundung Kembar di Kecamatan Baureno, sejak Jumat (22/1).
Namun, pihaknya belum menerima data terkait tanaman padi yang terendam air banjir luapan Kali Pundung Kembar di Kecamatan Baureno itu.
"BPBD menyalurkan 2.200 karung plastik, sesek dan terpal, untuk memenuhi permintaan pihak desa. Tunjuannya untuk mengamankan tanggul Kali Pundung Kembar, yang meluber di sejumlah lokasi," jelasnya.
Menurut dia, luberan air Kali Pundung Sumber itu, mengancam tanaman padi seluas 800 hektare di Desa Karangdayu, Pomahan, Kadungrejo, Pucangarum, di Kecamatan Baureno.
"Tanaman padi seluas 800 hektare itu tiga pekan lagi panen, sehingga kalau sampai ikut terendam air banjir bisa gagal panen," katanya, menegaskan. (*)