Surabaya (Antara Jatim) - Calon Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak masyarakat untuk
waspada dan tidak mudah terpancing "black campaign" atau kampanye hitam
menjelang pencoblosan pilkada pada 9 Desember 2015.
"Saya ingatkan warga Surabaya agar tidak terkecoh dengan kampanye
hitam. Sebab sekarang sudah ada indikasi munculnya politik uang," kata
Rismaharini di Surabaya, Selasa.
Calon Wali Kota yang diusung PDIP ini mengungkapkan dari informasi
yang dia terima, saat ini ada pihak-pihak terus melakukan serangan
terhadap pasangan calon nomor urut dua. Karena itu, dia mengajak warga
Surabaya untuk tidak terpancing.
Dia menyebut indikasi politik uang itu di antaranya, dengan adanya
pihak yang minta pemilih perempuan untuk tidak datang ke TPS saat
coblosan 9 Desember. Ajakan agar tak perlu datang ke TPS itu disertai
iming-iming uang Rp50.000.
"Pemberi uang itu mengatakan kepada ibu-ibu, ngapain datang ke TPS
toh Risma pasti menang. Jadi tidak perlu nyoblos, Risma sudah menang.
Bagi yang bersedia, akan diberi uang," kata Risma yang berdampingan
dengan Calon Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana.
Sedangkan untuk para lelaki, lanjut dia, dipersilakan datang ke
TPS, untuk memberi hak suaranya. Namun, bagi mereka yang bersedia
memotret kertas suara yang sudah dicoblosnya, juga diiming-imingi
imbalan sejumlah uang.
"Mereka diminta memotret surat suara yang sudah dicoblos. Lalu fotonya bisa ditukar dengan uang," ujar Risma.
Upaya kampanye negatif lainnya, lanjut Risma, soal informasi yang
menyudutkan dirinya akan menutup sekolah-sekolah swasta di Surabaya jika
menjabat wali kota.
"Masak saya dituduh mau menutup sekolah swasta. Adanya demo guru
sekolah swasta di dewan kemarin itu, dijadikan alat untuk
menjelek-jelekkan saya," ujarnya. (*)
Rismaharini Ajak Masyarakat Tidak Terpancing Kampanye Hitam
Selasa, 1 Desember 2015 18:08 WIB
Saya ingatkan warga Surabaya agar tidak terkecoh dengan kampanye hitam. Sebab sekarang sudah ada indikasi munculnya politik uang