Surabaya (Antara Jatim) - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Surabaya mempertanyakan kelebihan surat suara dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan pada 9 Desember Surabaya 2015.
Anggota Panwaslu Kota Surabaya, Lily Yunis, di Surabaya, Senin, mengatakan dari temuan Panwaslu proses pencetakan surat suara lebih dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sesuai dokumen kontraknya pada pihak ketiga. Namun, yang diterima Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya sesuai jumlah DPT.
"Saya datang sendiri ke pabrik percetakan daerah Jawa Tengah dengan naik kereta waktu itu. Maksud kedatangan saya ke pabrik tersebut untuk memastikan berapa jumlah surat suara yang dicetak," kata Lily.
Dari data yang diperoleh Panwaslu Surabaya mengacu dokumen kontrak jumlah surat suara yang dicetak 2.219.000 juta lebih. Namun, yang diterima KPU Kota Surabaya 2.087.170 surat suara, selain itu masih ada cadangan surat suara yang di cetak sesuai SOP pabrik sekitar 1-5 persen dari yang dipesankan.
Hal tersebut dibuktikan dengan Panwaslu Kota Surabaya yang langsung mendatangi pabrik yang mencetak surat suara di Klaten, Jawa Tengah. Dari surat suara yang sudah dicetak dan dilakukan penyortiran sekitar 2.087.170 lembar kertas untuk coblosan Pilkada Surabaya 9 Desember mendatang.
Lily membeberkan kelebihan surat suara tersebut tidak mengetahui persis jumlahnya. namun, dirinya memastikan kelebihan surat suara tersebut di simpan di pabrik dimana proses pencetakan surat suara tersebut dicetak.
"Kelebihan surat suara tersebut masih disimpan pabriknya," katanya.
Ia menjelaskan proses pencetakan surat suara tersebut dibuat sebelum penetapan DPT Surabaya. Hal ini membuktikan bahwa surat suara dicetak sebelum ada penetapan DPT.
"Coba tanyakan ke KPU Surabaya berapa jumlah total yang dicetak dan berapa jumlah total yang diterima KPU kemarin?," tanyanya.
Dirinya juga menanyakan terkait kelebihan surat suara tersebut untuk keperluan apa. Dokumen kontrak tidak sesuai dengan apa yang diterima KPU Kota Surabaya.
"Selain itu, masih ada cadangan surat suara yang di cetak pabrik sendiri sesuai SOP pabrik sekitar 1-5 persen dari yang di pesankan," ujarnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Perencanaan, Keuangan, dan Logistik Miftakhul Ghufron mengakui bahwa pencetakan surat suara ada kelebihan. Namun menurutnya surat suara yang lebih tersebut masih tersimpan di pabriknya.
"Yang jelas surat suara yang dikirim ke sini jumlahnya pas. Bahkan, saat ini kurang jumlah surat suaranya karena rusak dan cacat, ada sekitar 50 surat suara," katanya.
Ia menjelaskan akan ada pemusnahan surat suara yang lebih bersama plat untuk cetak surat suara. "Jika yang rusak di sini nanti akan kita kumpulkan. Setelah itu dibawa ke rekanan dan dimusnahkan disana. Nati ada berita acara pemusnahan surat suara," jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, dirinya mengatakan surat suara masih dalam proses pelipatan dan penghitungan ulang jumlahnya. "Kita sudah bendeli per karet 100 surat suara. Totalnya sesuai jumlah DPT, jadi hitungannya per TPS nanti," ujarnya.
Mendapati hal itu, Ketua KPU Surabaya Robiyan Arifin saat dikonfirmasi wartawan mengatakan seluruh jajaran Komisioner KPU Kota Surabaya ingin dilaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
"Kita malah senang digugat. Dari situ, ada kesempatan untuk klarifikasi," katanya.
Dirinya menjelaskan terkait isu kebocoran soal pada saat debat kedua pada hari Jumat (6/11) lalu yang dilontarkan salah satu tim pasangan calon nomor urut dua.
"Dulu habis debat kedua katanya kami ada kebocoran soal. Kami tunggu gugatan dan mengharapkan dilaporkan ke DKPP, tapi tidak ada kejelasannya. Apa KPU-nya sendiri yang melaporkan," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, dalam penetapan calon Wali Kota dan wakil Wali Kota, KPU Kota Surabaya memang paling akhir di Jawa Timur. Namun, penyelesaian cetak surat suara di Surabaya menjadi yang paling awal dibandingkan Kabupaten/Kota lain di Jawa Timur. (*)
Panwaslu Pertanyakan Kelebihan Surat Suara Pilkada Surabaya
Senin, 16 November 2015 19:42 WIB
Saya datang sendiri ke pabrik percetakan daerah Jawa Tengah dengan naik kereta waktu itu. Maksud kedatangan saya ke pabrik tersebut untuk memastikan berapa jumlah surat suara yang dicetak