Surabaya (Antara Jatim) - Science Film Festival (SFF) 2015 di berbagai kota di Indonesia akan menyajikan film yang bertemakan cahaya atau “International Year of Light” dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang merupakan bagian dari Jerman Fest.
"Science Film Festival akan diadakan dari tanggal 12-26 November di 21 kota yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya di Kota Surabaya yang dilaksanakan di Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya," kata Kepala Perpustakaan UK Petra Surabaya, Dian Wulandari, S.IIP di Auditorium UK Petra, Kamis.
Ia mengatakan, ke-21 kota yang melaksanakan SSF itu antara lain Aceh, Ambon, Balikpapan, Bandung, Bogor, Depok, Jakarta, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Nganjuk, Samarinda, Serang, Sidoarjo, Sumbawa, Surabaya, Tangerang, Waingapu dan Yogyakarta.
"Science Film Festival tahun ini mengundang penontonnya untuk menemukan peran dari cahaya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan hal-hal yang mengungkapkan sifat alam semesta. Manusia menggunakan cahaya untuk menemukan solusi masalah yang paling mendesak dari masyarakat," tuturnya.
Dari pencetakan 3 Dimensi (3D), lanjutnya akan membawa solusi energi untuk negara berkembang, karena cahaya adalah kunci dalam menggerakkan perekonomian dan mendorong perkembangan. Selain itu, cahaya telah merevolusi pengobatan, membuka komunikasi internasional melalui internet dan berlanjut menjadi pusat untuk menghubungkan aspek budaya, ekonomi dan politik dari masyarakat global.
"Tahun ini, Science Film Festival di Indonesia adalah sebuah inisiatif dari Kementrian Luar Negeri Jerman dan diselenggarakan berkat kerja sama antara Goethe-Institut Indonesien, Kedutaan Besar Jerman dan EKONID," terangnya.
Menurut dia, untuk pemutaran film terdapat 18 film yang akan diputar, seperti "Earth to Future-Bionics", "Nerd-Space Edition", "The Light Elephant", "I Got It-Plastic waste in the ocean" yang merupakan film besutan anak muda di Indonesia.
"Pilihan film pada festival ini menunjukkan bahwa sains dapat dikomunikasikan secara edukatif, serta menghibur melalui media audio-visual. Festival yang telah berkembang jauh sejak penyelenggaraan pertamanya ini, tahun lalu mencapai angka 600 ribu pengunjung di 13 negara," jelasnya.
Selain pemutaran film mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), ia menambahkan juga terdapat demo eksperimen sains, pameran karya sains UK Petra hingga workshop lampion painting.
"Kami juga menampilkan beberapa karya dari Program Studi/Program yang ada di UK Petra berhubungan dengan iptek diantaranya Sains Tata Cahaya, Instrumen Pemantul Cahaya Langit, Daylighting Architecture, Solar-Wind-Bioclimatic Architecture, Riset Solar Tube, Analisa Harmonisa Akibat penggunaan Lampu LED-LHE dan sepeda statis penghasil energy listrik” paparnya.
Di sisi lain, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, David Imani Nugroho mengatakan pameran sains yang diikutinya memamerkan sepeda statis penghasil energi listrik yang memiliki prinsip dari generator, semakin cepat kayuhan sepeda maka semakin besar energi listrik yang dihasilkan. (*)