Surabaya (Antara Jatim) - Warga Surabaya mengeluhkan tiga atribut kualitas layanan restoran, kafe, dan rumah makan yang dinilai masih kurang yakni kualitas peralatan makan, akurasi layanan, dan durasi waktu tunggu sampai makanan disajikan.
"Kami menyelenggarakan Surabaya Restaurant Award (SRA) setiap dua tahunan yang berbasiskan penelitian," kata Ketua Program Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, Endo Wijaya Kartika, di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, SRA 2015 menjadi agenda ke-7 semenjak SRA digagas pertama kali pada tahun 2007 dengan memperebutkan Piala Wali Kota bagi restoran terbaik dan eksistensi SRA kini diakui sebagai barometer utama potret kinerja penyedia bisnis jasa makanan di mata konsumen, khususnya Surabaya.
"Piala Wali Kota dan Piala SRA 2015 sudah diserahkan pada Jumat (6/11) malam. Khusus Piala Wali Kota dianugerahkan oleh Drs Nurwiyatno MSi selaku Pejabat Sementara Wali Kota Surabaya kepada restoran yang tertinggi nilainya dan rumah makan terfavorit pilihan masyarakat," katanya.
Dalam ajang penelitian itu terdapat lima kategori The Best Restaurant yakni The Best Indonesian Restaurant, The Best Chinese Restaurant, The Best Japanese Restaurant, The Best Western Restaurant; dan The Best Cafe.
"Ada pula The Most Favourite Newcomer untuk penyedia bisnis jasa makanan yang baru muncul namun menjadi favorit pilihan masyarakat Surabaya, lalu Lifetime Achievement Award kepada restoran yang sudah tiga kali berturut-turut meraih The Best SRA, yaitu Boncafe dan Sushi Tei," katanya.
Ia menambahkan SRA yang bertujuan memacu peningkatan kualitas produk dan kualitas pelayanan bisnis makanan itu didukung sepenuhnya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO), dan Asosiasi Pusat Belanja Indonesia (APBI).
"Tim peneliti juga menemukan tiga atribut layanan yang dinilai sangat baik oleh masyarakat Surabaya yakni kebersihan toilet, kebersihan restoran/kafe secara keseluruhan, serta keramahan staf dalam melayani konsumen," katanya.
Senada dengan itu, Ketua Tim Peneliti SRA 2015, Agustinus Nugroho SE MIHM, mengatakan SRA 2015 memang diawali dengan Survei SRA 2015 yang dilakukan selama enam bulan sejak April hingga Oktober 2015.
"Tim peneliti SRA yang terdiri dari empat dosen dan 10 mahasiswa itu melakukan survei kualitas layanan, kualitas produk dan value dengan tiga tahapan," katanya.
Tahap pertama merupakan survei Top of Mind (TOM) yang melibatkan 2.000 masyarakat Surabaya dengan tujuan mengetahui "brand" mana yang pertama kali muncul dalam benak masyarakat Surabaya.
Tahap kedua merupakan survei kepada 5.000 responden dengan mengukur persepsi masyarakat Surabaya meliputi layanan, produk dan "customer value".
Tahap ketiga berupa polling kepada 2.500 responden untuk memilih restoran, kafe, rumah makan serta "pastry and bakery" terfavorit pilihan masyarakat Surabaya.
"Dari tiga dimensi yakni kualitas layanan, kualitas produk, dan value, kami menemukan kualitas produk dipersepsikan paling baik, khususnya dalam rasa, yang merupakan produk utama dari sebuah bisnis jasa makanan," katanya.
Namun, kualitas layanan restoran, kafe, dan rumah makan ada tiga atribut yang dinilai masih kurang yakni kualitas peralatan makan, akurasi layanan, dan durasi waktu tunggu sampai makanan disajikan. "Kualitas yang sangat baik adalah kebersihan dan keramahan," katanya. (*)
Warga Surabaya Keluhkan Kualitas Akurasi-Durasi Layanan Restoran
Sabtu, 7 November 2015 14:36 WIB
Kami menyelenggarakan Surabaya Restaurant Award (SRA) setiap dua tahunan yang berbasiskan penelitian