Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Lumajang saat ini sudah merekomendasikan 15 perusahaan untuk melakukan aktivitas penambangan pasir setelah dilakukan evaluasi oleh tim dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur.
"Sampai hari ini sudah ada 15 perusahaan legal yang sudah dievaluasi dan mendapat rekomendasi," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang Masudi di sela "Focus Group Discussion" gelaran PWI Jatim bertema usaha tambang (pasir) demi kesejahteraan rakyat pemetaan masalah dan mencari solusi di Surabaya, Jumat.
Untuk memulai penambangan pihaknya berharap perusahaan berkoordinasi dengan aparat kepolisian serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) demi lancar dan amannya proses pertambangan.
Di wilayahnya, kata dia, total terdapat 52 perusahaan pertambangan pasir bangunan berizin dan masih harus melengkapi berbagai persyaratan ditetapkan Pemerintah, seperto yang sudah dilakukan 15 perusahaan terekomendasi.
"Sebenarnya tidak sulit kok, asalkan ada batas, kemudian papan nama di lokasi pembangunan dan syarat mudah lainnya. Nanti istilahnya mendapat rekomendasi bersyarat," ucapnya.
Di Lumajang, kawasan untuk bahan galian pasir bangunan sudah ditetapkan di tujuh kecamatan yaitu Tempeh, Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Pasrujambe, Sumbersuko, dan Tempursari.
Sedangkan, ketika disinggung tentang aktivitas masyarakat Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian usai kasus terbunuhnya aktivis antitambang Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan, Pemkab mengaklaim saat ini sudah mulai membaik.
Menurut dia, usai insiden tersebut, tidak sedikit warga dan sebagian besar anak-anak kondisi mentalnya terguncang sehingga diperlukan pendekatan khusus mengembalikan kepercayaan diri maupun aktivitas seperti hari-hari sebelumnya.
Salah satunya, lanjut dia, menggerakkan Dharma Wanita dan PKK melakukan pendampingan terhadap warga, kemudian mengajak bermain anak-anak, serta mengajaknya beraktivitas pada umumnya.
"Syukurlah sekarang sudah baik, bahkan paradigma berubah, seperti anak-anak dulu takut ke polisi, saat ini banyak yang ingin jadi polisi. Perlahan kami bisa menghilangkan trauma di desa tempat kejadian," katanya.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut, Ketua Asosiasi Pengusaha Tambang Soni mengakui bahwa potensi pasar pasir bangunan di Jatim cukup besar, yaitu setiap hari membutuhkan minimal 20-25 ribu meter kubik pasir untuk bangunan.
"Jika ada proyek-proyek besar, semisal pembangunan jalan tol maka permintaan pasir meningkat hingga 40-50 ribu meter kubik perhari," katanya.
Berdasarkan data lainnya, letusan Gunung Kelud menghasilkan 50-60 juta meter kubik pasir yang harus segera dikeruk sehingga tak sampai menimbulkan bencana lahar hujan. (*)
Pemkab Lumajang: 15 Perusahaan Direkomendasi Menambang Pasir
Jumat, 30 Oktober 2015 19:04 WIB
Sampai hari ini sudah ada 15 perusahaan legal yang sudah dievaluasi dan mendapat rekomendasi