Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang dan pemilik pangkalan elpiji di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai mengeluhkan berkurangnya pasokan elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram dalam beberapa pekan terakhir.
"Stok elpiji akhir-akhir ini dikurangi. Jika biasanya sehari bisa mendapat pasokan 60-70 tabung, kini hanya 10 tabung," tutur Sri Astuti, pedagang pracangan yang juga pemilik pangkalan elpiji di Kelurahan Jepun, Tulungagung, Jumat.
Ia mengaku tidak tahu penyebab pembatasan elpiji oleh distributor maupun stasiun pengisian dan pengangkutan elpiji (SPPBE).
Sri mengatakan, pihak agen hanya menjelaskan apabila pasokan ke pangkalan-pangkalan sementara dibatasi karena jatah dari Pertamina juga dikurangi.
Syafangat, pemilik pangkalan elpiji lain menuturkan, saat ini frekuensi pasokan yang ia peroleh diperpanjang menjadi dua pekan sekali, dari biasanya sepekan.
"Padahal, dalam seminggu, elpiji di pangkalannya sudah habis diserbu pembeli. Biasanya saya dapat jatah satu minggu 170 tabung, itu bisa habis dalam sepekan," ujarnya.
Dikatakan Syafangat, pengurangan pengiriman elpiji sudah terjadi sekitar sebulan terakhir.
Karena kebutuhan tak sebanding dengan ketersediaan barang, tak jarang pangkalan milik Syafangat harus berhenti sejenak menjual elpiji tiga kilogram.
Setelah kiriman datang, baru pembeli bisa terlayani. "Sepekan jualan, satu minggu berhenti. Ini yang ada hanya tabung kosong," ujarnya.
Ia berharap, pengiriman elpiji bisa kembali lancar. Sebab, jika elpiji langka, banyak pelanggannya yang mengeluh.
Di tingkat pangkalan Tulungagung dataran, harga elpiji ukuran tiga kilogram saat ini masih dijual Rp16 ribu per tabung.
Sedangkan untuk elpiji nonsubsidi atau 12,5 kilogram dijual dengan harga Rp145 per tabung.
"Kalau elpiji biru (nonsubsidi 12,5 kilogram) tidak langka. Pembelinya sedikit. Tak sedikit juga pembeli mengaku lebih baik harga naik daripada barangnya sulit diperoleh," ujarnya. (*)
Pedagang Tulungagung Keluhkan Pasokan Elpiji Bersubdisi Berkurang
Jumat, 4 September 2015 19:55 WIB
"Stok elpiji akhir-akhir ini dikurangi. Jika biasanya sehari bisa mendapat pasokan 60-70 tabung, kini hanya 10 tabung," tutur Sri Astuti, pedagang pracangan yang juga pemilik pangkalan elpiji di Kelurahan Jepun, Tulungagung, Jumat.