Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya menyiapkan Program Pemetaan dan Penguatan Kompetensi Guru Surabaya (P2KGS) dengan pelatihan model "in-on in-on" selama 32 jam yang memiliki bonus sembilan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
"In yang pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali," kata Kepala Disdik Kota Surabaya, Ikhsan, setelah Rapat Kerja Kepala Sekolah Jenjang Sekolah Negeri dan Swasta se-Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan hal itu merupakan program yang akan disiapkan untuk membantu guru mengetahui kompetensi dirinya seperti apa, kemudian pihaknya bisa membantu setelah mengetahui tentang apa yang dibutuhkan guru agar ada penguatan setelah guru melakukan penilaian diri sendiri dengan kuesioner.
"Program ini bukan tes, jadi semua guru yang melakukan program pemetaan harus menilai diri sendiri dengan jujur. Setelah guru-guru melakukan penilaian diri, kemudian akan menyiapkan soal-soal yang harus dikerjakan sesuai pelajaran atau materi yang diampu, lalu akan dilihat apakah guru tersebut bisa menyesuaikan diri dari materi yang diampu," katanya.
Misalnya, guru matematika yang akan mengerjakan soal materi tentang integral, maka dia akan menilai dirinya bahwa materi integral itu bisa dikuasainya, bukan justru tidak dikuasai materinya atau kurang menguasai.
Setelah para guru menilai tentang dirinya dan menjawab soal-soal materi yang diampu, maka akan dibandingkan dengan pengerjaan soal, kemudian juga akan diperbandingkan lagi dengan siswa-siswa yang diajar oleh guru tersebut, sehingga hasilnya akan direkomendasi dan dijadikan penguatan guru.
"Dengan demikian manfaatnya adalah guru tersebut bisa berkembang karena dia sudah punya penguatan materi yang diampu sehingga para siswa juga bisa menyerap materi dengan mudah sebab memiliki guru yang menguasai materi karena sudah mengikuti pelatihan model 'in-on in-on'," ujarnya.
Pelatihan selama 32 jam itu akan mendapat satu kredit poin, seperti selama pelatihan peserta guru membuat makalah maka dihargai dua kredit poin, kemudian nanti ada materi penulisan makalah dan bisa dikembangkan sebagai penulisan makalah dari kelas yang diikutinya maka akan mendapatkan tiga kredit poin, jika hasil karya ilmiah bisa dipublikasikan ke jurnal online maka akan mendapat tiga kredit poin.
"Dengan demikian guru harus mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) yang berkaitan dengan cara mengajar dan materi yang dikuasai oleh guru, sehingga dengan mengetahui kekurangan guru maka akan memberikan penguatan kompetensi materi yang lebih baik," tuturnya.
Dalam melakukan program P2KGS, pihaknya nanti akan bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta yang dimulai pada bulan September hingga Desember melibatkan guru sekolah negeri, sedangkan pada bulan Januari hingga Juni melibatkan guru sekolah swasta.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Martadi, mengatakan upaya meningkatkan kompetensi guru memang menjadi pekerjaan rumah bagi Disdik Surabaya karena ada kecenderungan bahwa semakin bertambahnya usia guru, maka biasanya kompetensi atau wawasan cenderung menurun.
"Semakin bertambahnya usia, maka seharusnya guru tersebut semakin profesional, bukan sebaliknya, sehingga kualitas guru terbaik justru ada di rentang usia 25-30 tahun sebab wawasannya masih fresh dan memiliki semangat tinggi," tuturnya.
Ia menambahkan agar pelatihan kompetensi bagi para guru tersebut tidak dilakukan secara massal, melainkan dikemas dan disesuaikan dengan kebutuhan para guru. (*)
Disdik Surabaya Siapkan Pemetaan Kompetensi Guru
Selasa, 1 September 2015 17:05 WIB
Program ini bukan tes, jadi semua guru yang melakukan program pemetaan harus menilai diri sendiri dengan jujur. Setelah guru-guru melakukan penilaian diri, kemudian akan menyiapkan soal-soal yang harus dikerjakan sesuai pelajaran atau materi yang diampu, lalu akan dilihat apakah guru tersebut bisa menyesuaikan diri dari materi yang diampu