Probolinggo (Antara Jatim) - Harga garam di Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan karena hasil produksi garam menjadi berwarna putih kecoklatan akibat dampak semburan abu vulkanis Gunung Raung yang menyebar hingga ke Kabupaten Probolinggo.
"Harga garam sekarang ini mengalami penurunan karena kualitas hasil produksi petani garam di Kabupaten Probolinggo berwarna putih bercampur kecoklatan. Hal ini disebabkan adanya dampak abu vulkanik Gunung Raung, sehingga mempengaruhi kualitas garam dan petani terancam merugi," kata Koordinator Garam Sidoagung, Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sudar, Senin.
Ia mengatakan, sejak dua minggu terakhir, produksi garam di Desa Kebonagung mengalami kendala karena adanya semburan abu Gunung Raung yang mengguyur Kabupaten Probolinggo beberapa hari yang lalu dan mempengaruhi lahan garam yang sudah memasuki masa panen.
"Kualitas garam menjadi buruk dan mengakibatkan garam rusak, sehingga mempengaruhi harga yang juga anjlok. Biasanya harga jual garam mencapai Rp600 per kilogram, namun sekarang menjadi Rp400 per kilogram karena garam sudah bercampur abu vulkanik dari Gunung Raung," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pemasaran garam yang ada di Desa Kebonagung setiap kali panen akan dikirim ke daerah Bali sebagai bahan baku kecantikan untuk mandi sauna dan kolam renang, namun kali ini hanya bisa digunakan sebagai pengasinan ikan saja yang dipasarkan ke daerah Puger, Jember dan daerah lokal Probolinggo.
"Setelah dibandingkan dengan garam yang tidak terkena imbas abu vulkanik, warnanya jauh berbeda, warnanya jernih putih, sedangkan yang terkena abu vulkanik warnanya agak kehitaman dan abunya sangat tampak, sehingga para petani seperti memproduksi garam dengan kualitas tiga yang dinilai tidak layak," ungkapnya.
Menurut dia, lahan garam di Desa Sidoagung dalam satu kali panen bisa mencapai 4 ton setiap 1 tambak yang setara dengan ukuran lahan meja garam 50x15 meter persegi. Sedangkan dari jumlah keseluruhan lahan tambak garam di Sidoagung mencapai belasan hektar, yang dikelola oleh kelompok Sidoagung.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo, Dedi Isfandi mengatakan pihaknya masih akan berkoordinasi dengan jajarannya terkait harga garam yang turun akibat dampak dari semburan abu Gunung Raung.
"Kami masih akan mengkoordinasikan dengan beberapa pihak termasuk Kelompok Petani garam terkait turunnya harga garam yang semula Rp600 per kilogram, kini turun menjadi Rp400 per kilogram, namun kami akui jika semburan abu vulkanis Gunung Raung memang dirasakan di beberapa wilayah di Kabupaten Probolinggo, salah satu yang terparah adalah di Kecamatan Kraksaan," tandasnya. (*)
Harga Garam di Probolinggo Turun Dampak Abu Raung
Senin, 3 Agustus 2015 18:06 WIB
Harga garam di Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan karena hasil produksi garam yang berwarna putih kecoklatan akibat dampak semburan abu vulkanik Gunung Raung yang hingga ke Kabupaten Probolinggo.