Oleh M Sunyoto
Apa yang baru dalam perhelatan sosio-kultural mudik tahun ini? Boleh jadi tak ada yang luar biasa secara substansial karena mudik tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya kurang lebih serupa dan sebangun.
Mungkin hanya fakta ini yang bisa membedakannya: kultur pulang kampung halaman pada Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah ini adalah mudik di tahun pertama rakyat berada di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Fakta lain yang pertama kali dinikmati pemudik tahun ini adalah pemakaian jalan bebas hambatan atau tol terpanjang di Indonesia, yang kini populer dengan sebutan tol Cipali, akronim sekaligus singkatan untuk ruas tol Cikopo - Palimanan.
Ruas tol Cipali mulai beroperasi dan disosialisaikan ke pengguna kendaraan roda empat pada Minggu, 14 Juni 2015, sehari setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Jalan tol sepanjang 116,75 kilometer ini merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa. Jalan Tol Cikopo - Palimanan melintasi lima kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan Cirebon.
Saat mudik tahun ini Cipali sudah ramai dilewati dan dinikmati pemudik pengendara roda empat atau lebih yang ingin menuju Pantura, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tol ini menjadi salah satu solusi pengurai kemacetan saat arus mudik yang kerap terjadi di lintas Pantura. Cipali menghubungkan beberapa wilayah mulai dari Cikopo hingga Pejagan tanpa putus, bahkan bisa lebih panjang lagi bila memulainya dari Jakarta.
Pengendara yang ingin melintas harus waspada agar tetap berhati-hati saat melintas. Selain belum mengenal medan jalan, terlihat ada beberapa pekerjaan yang masih dilakukan. Misalnya, pembatas jalan yang belum seluruhnya terpasang.
Sejumlah kecelakaan maut terjadi beberapa pekan belakangan di tol Cipali menunjukkan bahwa pengenalan medan dan kecerdasan bagi pengendara sangatlah penting.
Tol Cipali dioperasikan oleh PT Lintas Marga Sedaya sebagai pemegang konsesi Jalan Tol Cikopo - Palimanan selama 35 tahun. Perseroan ini merupakan badan usaha jalan tol yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan investasi nasional PT Baskhara Utama Sedaya sebesar 45 persen, dan perusahaan jalan tol terkemuka asal Malaysia, PLUS Expressways International Berhad sebanyak 55 persen.
Tentu kenyamanan perjalanan mudik tahun ini, setelah dioperasikannya tol Cipali, berkat kebijakan pemerintahan sebelumnya yang memungkinkan percepatan pelaksanaan perwujudan trans-Jawa, sebuah revolusi jalan darat kedua setelah revolusi yang pertama berupa Jalan Raya Pos di era pemerintahan kolonial Gubernur Daendels.
Terbukti, tol Cipali membuat nyaman pemudik pulang kampung tahun ini. Arus lalu lintas kendaraan mudik Lebaran di jalur Pantai Utara Jawa pada "H-4" dari Jakarta hingga Semarang, Jawa Tengah, Senin (13/7), kian lancar tanpa kemacetan yang berarti.
Pemudik dengan mengendarai bus umum yang berangkat dari Jakarta pada pukul 09.00 WIB akhirnya memasuki kota Semarang pada 17.45 WIB.
Simpang Pejagan di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang sebelumnya menjadi titik kemacetan arus mudik hari-hari sebelumnya, pada "H-3" cukup lancar arus lalu lintasnya.
Petugas lalu lintas dari kepolisian dan kementerian perhubungan tampak siaga di sekitar lokasi pintu keluar tol Kanci - Pejagan.
Kendaraan yang keluar dari tol Cipali yang menuju Semarang pada siang hari itu juga tidak mengalami kemacetan.
Dalam perjalanan dari Jakarta menuju Semarang, beberapa titik kepadatan lalu lintas terjadi di jalan Diponegoro Brebes, di sepanjang jalan depan pertokoan.
Namun, setelah melewati Jalan A Yani dan Jalan Gajahmada, kendaraan kembali melaju dan memasuki kota Tegal, Jawa Tengah pada pukul 14.00 WIB.
Memasuki Pemalang, Jawa Tengah, kendaraan melaju dengan lancar dan ketika memasuki Kota Pekalongan, kendaraan sempat tersendat di beberapa titik jalan dalam kota.
Begitu memasuki Kota Batang, hingga Semarang, laju kendaraan tak terhambat, kecuali di sejumlah perempatam saat lampu merah menyala.
"Mudik tahun ini semakin lancar saja. Ini boleh jadi berkat keseriusan pemerintah dan berbagai kalangan terkait yang peduli pada orang-orang yang mau mudik Lebaran," tutur seorang penumpang bus yang mudik tiga hari menjelang Idul Fitri.
Ketua DPR Setya Novanto dan para legislator dari Komisi Perhubungan jauh-jauh hari sudah mengingatkan pemerintah untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pemudik.
Presiden Jokowi lewat akun resmi Facebooknya juga meminta menteri-menteri dan kepolisian untuk mendukung kemudahan bagi pemudik, terutama di saat puncak arus mudik dan arus balik.
Jokowi merasakan bahwa mudik adalah bagian dari kebutuhan banyak orang, baik yang jadi perantau maupun yang sudah menetap di kota-kota besar, yang tercerabut dari kampung halaman tempat mereka dilahirkan.
"Karena pulang kampung adalah sebuah kegembiraan dan saya berusaha sekuat tenaga agar kegembiraan saudara-saudara tidak terganggu oleh masalah di perjalanan," ujar Presiden.
Presiden pun menyampaikan salam hangat untuk keluarga pemudik di kampung halaman.
Tampaknya, kenyamanan perjalanan mudik ini masih akan diuji kembali ketika arus balik mudik dalam beberapa hari ke depan akan berlangsung. Masihkah kelancaran perjalanan arus balik itu seperti ketika arus mudik berlangsung?
Hanya publik yang bisa menjawab pertanyaan itu. Afirmasi atas pertanyaan itu juga bergantung pada sekuat apa komitmen pemerintah terus memujudkan kenyamanan dan keamanan tradisi tahunan itu.(*)
Mudik Tahun pertama Pemerintahan Jokowi
Selasa, 14 Juli 2015 12:31 WIB
Apa yang baru dalam perhelatan sosio-kultural mudik tahun ini? Boleh jadi tak ada yang luar biasa secara substansial karena mudik tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya kurang lebih serupa dan sebangun.
Mungkin hanya fakta ini yang bisa membedakannya: kultur pulang kampung halaman pada Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah ini adalah mudik di tahun pertama rakyat berada di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Fakta lain yang pertama kali dinikmati pemudik tahun ini adalah pemakaian jalan bebas hambatan atau tol terpanjang di Indonesia, yang kini populer dengan sebutan tol Cipali, akronim sekaligus singkatan untuk ruas tol Cikopo - Palimanan.