Nganjuk (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menekankan kebijakan pemerintah akan memberikan keterampilan lebih pada tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri, sehingga mereka bisa bekerja di sektor lain atau formal dan bukan informal.
"Jika sudah di luar negeri, mereka juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Kami berikan keterampilan dan kami berharap, tenaga kerja formal, bukan informal," katanya saat di Nganjuk, Jumat.
Ditemui di sela Safari Ramadhan di Desa Cengkok, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Wagub mengatakan di Jatim terdapat 37 TKI yang sedang terlibat masalah cukup berat, seperti ancaman hukuman mati, hukuman seumur hidup, narkotika, sampai terkena kasus pembunuhan.
Pemerintah juga berencana mengumpulkan keluarga para TKI yang saat ini sedang terlibat masalah. Rencananya, mereka akan diundang pada 27 Kuli, yang dipertemukan dengan Kemeterian Luar Negeri, guna melakukan diskusi mencari solusi lebih baik.
Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusron Wahid mengatakan, pemerintah dengan BNP2TKI juga akan berusaha melobi pemerintahan di tempat TKI tersebut terkena masalah. Pemerintah juga akan menyiapkan pengacara guna mendampingi TKI yang terkena masalah di luar negeri.
"Kami juga minta maaf pada keluarga korban, bahkan jika ada diat kami bantu diatnya," ujarnya.
Nusron mengatakan, sebenarnya aspek perlindungan kepada TKI semakin baik. Namun, ia mengakui masih ada beberapa masalah yang merupakan peninggalan sebelumnya, misalnya terkait dengan pemalsuan dokumen maupun umur, sehingga berdampak pada TKI yang negara tempat ia bekerja berpotensi terjadi masalah. (*)
Wagub Tekankan Pemberian Keterampilan pada TKW
Jumat, 10 Juli 2015 20:57 WIB
Jika sudah di luar negeri, mereka juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Kami berikan keterampilan dan kami berharap, tenaga kerja formal bukan informal