Probolinggo (Antara Jatim) - Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Probolinggo, Jawa Timur, optimis bahwa target produktivitas tembakau 2015 terpenuhi dengan rencana produksi sebesar 12.929 ton dengan asumsi produktivitas 1,2 ton per hektare.
"Rencana areal tanam tembakau tahun 2015 sama dengan tahun 2014, yaitu seluas 10.774 hektare dengan rencana produksi sebesar 12.929 ton dan asumsi produktivitas sebanyak 1,2 ton per hektare," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Rahardjo, di Probolinggu, Rabu.
Ia mengatakan tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan primadona di Kabupaten Probolinggo karena perkembangan komoditas tembakau saat ini telah menjadi sandaran perekonomian masyarakat Kabupaten Probolinggo baik petani, pengrajang, pengusaha rokok, pedagang atau perantara, maupun pekerja gudang.
"Saat ini sudah ada tujuh kecamatan yang menjadi sentra tembakau, yaitu Kecamatan Paiton, Kota anyar, Pakuniran, Besuk, Krejengan, Krasaan, dan Gading yang diharapkan masalah klasik terkait pemasaran harga di tingkat petani bisa teratasi," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, permasalahan tembakau yang terjadi di tingkat petani adalah ketika harga tembakau naik, maka petani senang karena mendapat keuntungan melimpah, sedangkan apabila harga tembakau turun, maka petani akan kebingungan untuk menghadapi harga tembakau yang turun.
"Permasalahan seperti ini sebenarnya yang menentukan harga adalah hasil produksi dan permintaan, jika permintaan sedikit, namun hasil produktivitas tembakau melimpah, maka harga tembakau akan murah, begitu juga sebaliknya. Solusinya, agar harga tembakau tetap stabil, maka petani harus memperlihatkan masa tanam sesuai kebutuhan gudang," paparnya.
Menurutnya, permasalahan tersebut muncul ketika gudang baru buka kemudian harga tembakau yang mahal, sedangkan para petani baru saja mulai menanam tembakau, sehingga ketika para petani panen, gudang tembakau sudah tutup.
"Saya imbau kepada petani agar memperhatikan serta memperhitungkan masa tanam tembakau agar ketika panen bisa bersamaan dengan gudang tembakau, agar hasil produksi tembakau bisa terbeli, namun jika gudang sudah ditutup, maka tidak akan mungkin tembakau tersebut terbeli," ungkapnya.
Ia menambahkan, petani juga seharusnya memperhatikan kandungan unsur hara pada tanah karena di setiap daerah memiliki unsur hara yang berbeda-beda agar bisa memperhitungkan biaya produksi yang tidak terlalu tinggi, seperti melakukan pemupukan yang baik dan sesuai ukuran.
"Saat ini kami sedang gencar melakukan sosialisasi rencana areal tanam tembakau mulai dari tingkat petani, sehingga akhir bulan Juli bisa segera selesai dengan melibatkan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) agar permasalahan harga tembakau bisa diatasi oleh pemerintah," tandasnya. (*)
Disbunhut Probolinggo Optimis Produktivitas Tembakau Terpenuhi
Rabu, 8 Juli 2015 20:17 WIB
Rencana areal tanam tembakau tahun 2015 sama dengan tahun 2014, yaitu seluas 10.774 hektare dengan rencana produksi sebesar 12.929 ton dan asumsi produktivitas sebanyak 1,2 ton per hektare,