Ngawi (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik (PG) mendukung pengembangan teknologi pertanian penanaman padi dengan sistem Salibu di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, guna mewujudkan program swasembada pangan yang ditargetkan pemerintah tiga tahun ke depan.
Salibu (Salin Ibu) merupakan sistem budi daya penanaman padi yang dikembangkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatra Barat. Pada sistem tersebut, padi yang sudah dipanen, dibiarkan bertunas kembali dan dipelihara sampai panen kembali.
"Tujuan dari sistem Salibu adalah meningkatakn indek pertanaman yang disebabkan oleh waktu tanam yang pendek dan hasil yang lebih banyak," ujar Direktur Utama PG Hidayat Nyakman, pada acara panen raya padi dengan sistem Salibu di Desa Widodaren, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Sabtu.
Menurut dia, selain memiliki waktu tanam yang lebih pendek, sistem Salibu juga mampu menghemat biaya operasional penanaman yang dikeluarkan petani karenapetani tidak lagi memerlukan benih baru dan tidak melalu proses persemaian, pengolahan lahan atau bajak, dan penanaman.
Ia menjelaskan, tujuan peningkatan indeks pertanaman tentunya sebanding dengan peningkatan produksi padi per hektare sawah. Berdasarkan hasil penelitian BPTP Jawa Timur, tidak terjadi penurunan hasil panen yang signifikan apabila dibandingkan dengan sistem tanam konvesional pindah tanam.
Hal itu juga terbukti pada penanaman padi dengan sistem Salibu di Desa Widodaren, yang hasil panennya sama dengan sistem pindah tanam. Yakni rata-rata mencapai 6,5 ton gabah kering panen per hektarenya, bahkan ada yang lebih dari itu.
"Berdasarkan pengalaman petani dari Kelompok Tani Widya Tani di Desa Widodaren, penghematan biaya budi daya dari penerapan sistem Salibu mencapai Rp5 juta per musim tanam," kata Hidayat.
Bentuk dukungan lain yang diberikan oleh PG dalam kegiatan tersebut adalah pemberian pupuk berimbang yang direkomendasikan PG. Yakni pola pemupukan 5:3:2 atau 500 Kg pupuk Organik, 300 Kg NPK/Phonska, dan 200 Kg Urea untuk satu Hektare sawah.
Selain itu juga ditambah dengan pupuk hayati Petrobio sebanyak 40 Kg. Dimana Petrobio adalah pupuk hayati produksi dari PT Petrokimia Kayaku yang merupakan anak perusahaan PG.
Ia menambahkan, penggunaan pupuk Organik Petroganik bertujuan untuk menjaga tingkat kesuburan tanah. Sedangkan pupuk hayati Petrobio berguna untuk meningkatkan jumlah mikoorganisme bermanfaat dalam tanah.
"Dengan kata lain, melalui pemberian Petroganik dan Petrobio, dapat meningkatkan efektifitas kegiatan pemupukan dan meningkatkan keberlangsungan kegaitan budi daya pertanian," katanya. (*)