Tulungagung (Antara Jatim) - Jajaran Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur menghentikan proses hukum belasan remaja anggota perguruan silat dan sekelompok warga yang sempat terlibat bentrok, setelah kedua kubu menyatakan berdamai serta bersedia melakukan islah.
"Karena kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan, proses hukum dengan begitu kami hentikan. Proses perdamaian kami serahkan ke pemerintahan desa dan muspika Kecamatan Sumbergempol untuk memfasilitasi, karena ini ranahnya konflik sosial," kata Kapolres Tulungagung, AKBP FX Bhirawa Braja Paksa di Tulungagung, Jumat.
Saat memberi pengarahan menjelang dilakukannya islah, pejabat kapolres baru ini mengasumsikan bahwa gesekan antarkelompok masyarakat, terutama kalangan remaja, sebagai hal yang wajar.
Pendekatan keamanan dalam kasus pertikaian antarkelompok massa menurut dia lebih ideal ditempuh melalui jalur komunikasi untuk tujuan perdamaian, bukan cara represif menggunakan jalur pidana/hukum.
"Tapi bukan berarti pertikaian, konflik atau apapun namanya ini untuk ditoleransi. Syarat dari penyelesaian secara damai adalah kesediaan masing-masing pihak untuk tidak saling dendam lalu saling bertikai lagi," tegasnya.
Di akhir proses mediasi yang digelar di aula Mapolres Tulungagung, Bhirawa Braja Paksa sempat menawarkan kesempatan bagi sejumlah tokoh warga/pimpinan Perguruan Setia Hati Teratai (PSHT) untuk menyampaikan sikap terhadap tawaran penyelesaian damai yang ditawarkan aparat kepolisian.
Hak menyatakan sikap/pendapat juga diberikan pada dua kelompok remaja yang bertikai, yakni kubu anggota perguruan silat serta kubu warga desa Kecamatan Sumbergempol.
Namun masing-masing pihak menyatakan sikap setuju untuk melakukan islah tanpa menyimpan dendam yang bisa memicu konflik lanjutan di kemudian hari.
"Saya kira, semua sudah setuju untuk berdamai. Jadi akan mendukung langkah bijak kepolisian dalam menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan," kata Ketua Dewan Pertimbangan Perguruan Setia Hati Teratai, Hadi Purnama di akhir dialog dengan Kapolres Tulungagung itu.
Bentrok antara kelompok perguruan silat dengan warga terjadi di dua desa Kecamatan Sumbergempol, sekitar awal pekan lalu.
Saat itu, puluhan remaja anggota PSHT dilaporkan menyerang pemukiman warga. Tak terima, warga balas menyerang kelompok PSHT yang melintasi kampung mereka sehingga suasana sempat dibuat mencekam. (*)
Polisi Damaikan Konflik Perguruan Silat Versus Warga
Jumat, 29 Mei 2015 21:20 WIB
"Tapi bukan berarti pertikaian, konflik atau apapun namanya ini untuk ditoleransi. Syarat dari penyelesaian secara damai adalah kesediaan masing-masing pihak untuk tidak saling dendam lalu saling bertikai lagi," tegasnya.