TSI Prigen Buka Outbond Evakuasi Gajah
Senin, 9 Februari 2015 9:21 WIB
Prigen (Antara Jatim) - Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen di Kabupaten Pasuruan membuka wahana rekreasi baru berupa "outbond" menyelamatkan dan mengevakuasi gajah yang disimulasikan masuk ke pemukiman penduduk hingga dikembalikan ke habitatnya.
"Ini permainan baru yang di dalamnya ada nilai edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah membunuh jika ada satwa yang masuk ke perkampungan penduduk. Dalam outbond ini objek yang diselamatkan adalah gajah," kata Senior Account Manager TSI II Westi Elsanti kepada Antara di Prigen, Pasuruan, Jatim, Senin.
Didampingi Humas TSI Prigen Idam Rustian, Westi mengatakan bahwa outbond ini akan menyasar perusahaan-perusahaan terdekat, yakni Surabaya, Gresik dan sekitarnya karena memang harus dilakukan secara berkelompok.
"Permainan ini memang dibagi dalam empat kelompok dan dalam setiap kelompok masing-masing 10 orang. Jadi miminal 40 orang untuk bisa menikmati permainan ini," katanya.
Mengenai harga, katanya, pihaknya tidak membedakan antara wisatawan asing dengan lokal, yakni Rp600 ribu per orang dengan fasilitas sertifikat mengenai penanganan atau evakuasi gajah, makan siang dan edukasi mengenai penanganan satwa liar.
Sementara itu, Badai, pemandu dalam outbond itu mengatakan selain edukasi mengenai konservasi, penyelamatan gajah itu juga mengandung pendidikan mengenai kerja sama kelompok sehingga bermanfaat bagi perusahaan.
Dalam permainan berdurasi sekitar empat jam itu, peserta dikumpulkan di Banteng Camp yang disimulasikan sebagai Desa Plang Ijo yang hutan di sekitarnya merupakan habitat gajah.
Peserta kemudian diberitahu adanya gajah liar yang masuk ke perkampungan dan sudah meresahkan masyarakat. Peserta kemudian dibagi dalam empat kelompok yang tugasnya berbeda-beda.
Kelompok pertama menggiring gajah menjauhi perkampungan, kelompok dua memberi makan gajah dan menggiring lagi ke lokasi lain, kelompok tiga menyiapkan kandang sementara untuk istirahat, sedangkan kelompok empat memberi minum dan menggiring gajah menuju habitat aslinya.
Peserta akan diajak masuk hutan, yang dalam permainan itu merupakan hutan rumput gajah yang cukup tinggi. Pada permainan itu, peserta hanya diberi bekal awal dan selanjutnya menyusuri peta sendiri.
"Jangan sampai tersesat, karena kalau kemudian salah jalan, maka misi penyelamatan gajah akan gagal. Pemandu yang mendampingi kelompok tidak akan memberi tahu kemana masing-masing kelompok itu harus bergerak," kata Badai.
Di tengah pencarian lokasi gajah sebelum digiring, peserta bisa menikmati minuman segar dan kudapan tradisional yang disediakan oleh "penduduk". Setelah gajah berhasil digiring keluar, peserta dapat naik ke punggung gajah bergantian saat binatang besar itu menuju kandang.
"Ini adalah outbond yang berbeda dari outbond yang selama ini kita kenal. Betul-betul petualangan menantang untuk mencari lokasi gajah dan bagaimana cara menggiring gajah yang juga tidak mudah," kata Badai. (*)