Khofifah: Pesantren Respons Positif Hari Santri Nasional
Sabtu, 5 Juli 2014 11:46 WIB
Ngawi (Antara Jatim) - Juru bicara Joko Widodo-Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa Hari Santri Nasional yang digagas Capres Jokowi mendapat respons positif dari kalangan pesantren di Jatim.
"Respons para kiai dan santri dimana-mana bagus sekali. SMS yang masuk ke HP saya juga bagus semua. Semua memuji ide itu," katanya dalam keterangan yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu.
Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden KH Abdurarhman Wahid (alm Gus Dur) itu mengemukakan itu dalam acara buka puasa bersama perempuan Muslim di Ngawi, Jawa Timur (4/7).
Menurut Khofifah, respons positif itu didapat dari perjalanan jauh yang dilakukannya dan bertemu banyak kalangan santri, bahkan mereka memuji bahwa ide Joko Widodo itu sangat luar biasa.
"Karena itu, Fahri Hamzah (politisi PKS yang menilai Hari Santri Nasional sebagai ide sinting) harus segera minta maaf ke Joko Widodo dan masyarakat santri, jika memang dia khilaf. Kalau memang panik, jangan lantas mereduksi pikiran genuin kandidat lain," katanya.
Mantan ketua Korp PMII Putri itu menambahkan situasi lapangan sekarang kian membaik untuk keunggulan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Insya-Allah membawa berkah buat masyarakat," katanya.
Sementara itu, ratusan santri dari Tulangan, Sidoarjo, yang tergabung dalam Aliansi Santri Jawa Timur kembali mendatangi Kantor DPW PKS Jatim di Jalan Gayungan Surabaya, Jumat (4/7) sore.
Mayoritas santri yang berasal dari Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Tulangan, Sidoarjo, itu dipimpin Zainuddin yang merupakan alumni Pesantren Lirboyo, Kediri selaku koordinator Aliansi Santri Jawa Timur.
"Dalam sejarah, santri merupakan salah satu golongan yang turut memperjuangkan kemerdekaan. Salah satu bentuknya adalah Resolusi Jihad," kata Zainuddin.
Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) itu direspons para santri dengan berperang melawan Belanda dan sekutu dengan harapan dan iming-iming pahala mati syahid.
Namun, peran sentral ulama-santri pada masa revolusi kemerdekaan saat ini telah dipinggirkan. Perjuangan para santri di medan perang tidak pernah diakui.
"Sangat ironis, ketika ada salah satu capres yang akan memperjuangkan hari santri untuk mengenang jasa para ulama dan santri justru dianggap ide sinting," katanya.
Ironisnya, pihak PKS dan Tim pemenangan Prabowo-Hatta yang mengklaim didukung oleh para santri dan kiai tidak banyak bicara soal Fahri Hamzah dan terkesan membiarkan penghinaan itu.
"Padahal, aksi belasan santri Surabaya pada Kamis (3/7) sempat diterima Kabid Humas PKS Jatim, Shiddiq Baihaqi, yang berjanji akan menerima asipirasi demonstran dan akan menyampaikannya ke pusat," katanya.
Pilpres 2014 yang berlangsung pada 9 Juli akan diikuti dua pasangan calon yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (*)